Zhou Yanmei. Gadis berusia dua puluh delapan tahun tersebut berlarian di pinggir sungai. Sesekali dia terbang di antara pepohohan, berputar indah laksana peri. Kecantikannya mampu mengalahkan bunga-bunga, dan membuat kupu-kupu mengerubunginya. Zhou Yanmei terhenti ketika melihat sesuatu yang aneh mengapung di sungai. Karena penasaran Yanmei menghentakkan kakinya, lalu terbang dengan ringan menuju benda tersebut. Yanmei terbelalak, ternyata yang mengapung itu adalah manusia. Yanmei segera menarik manusia tersebut dan membawanya terbang ke pinggir sungai.
"Ini manusia?" gadis itu tampak kebingungan, dia mendekat perlahan ke wajah pucat pemuda dengan warna rambut seperti rambut jagung tersebut.
"Dia mati?" Yanmei menyentuh bahu pemuda itu dengan telunjuknya, "Sepertinya masih bisa diselamatkan," Yanmei menarik nafas, dari tangannya keluar uap hangat, Yanmei menaruh telapak tangannya ke d**a pemuda tersebut. Beberapa menit kemudian, pemuda itu terbatuk. Yanmei segera bangun dan mundur beberapa langkah ketika pemuda itu berusaha berdiri.
Setelah beberapa saat, Yanmei mendekat perlahan, pemuda itu tampak terkejut, "Apa aku tersesat di tempat syuting?" gumam pemuda itu.
"Kau ... makhluk jenis apa?" Yanmei menunjuk tepat di wajah pemuda itu.
"Maksudmu apa? aku ada dimana?" pemuda itu berkeliling, lalu melepaskan tas yang sejak tadi di sandangnya. Tas tersebut terasa berat, karena basah, "Xiao Yu, tenanglah ... mari berpikir dengan tenang,"
"Xiao Yu? namamu Xiao Yu?" Yanmei terus bertanya. Pemuda yang ternyata Xiao Yu itu menatap Yanmei lekat. Dia menarik nafas dan mondar-mandir beberapa kali.
"Hari apa ini?" tanya Xiao Yu kepada Yanmei yang masih menatapnya tanpa berkedip.
"Hari ke dua puluh setelah tahun baru," jawab Yanmei dengan polos.
"Maksudku ..." kepala Xiao Yu berdenyut, dia menarik nafas agar bisa tenang kembali, "Lupakan itu, pukul berapa sekarang?"
"P-Pukul?" Yanmei mendongak keatas, "Maksudmu perhitungan waktu? menurut mataharinya ... waktu siang menjelang sore hari," Yanmei mengangguk, lalu tersenyum kearah Xiao Yu, "Kau belum jawab pertanyaanku, kau ini apa? peri? keturunan hewan ajaib? atau ... kultivator yang berkultivasi dengan ajaran hitam?"
"Kau sebenarnya bicara apa? aku ini manusia!"
"Manusia? tidak mungkin. Rambutmu kenapa berwarna seperti rambut jagung? matamu ... tak ada yang memiliki bola mata sepertimu di dunia ini."
"Rambutku? ini karena ku warnai, dan mataku ... yang benar saja, begitu banyak kornea mata yang berbeda di dunia. Jangan membuatku pusing. Sekarang katakan. Aku ada dimana?"
"Kau benar-benar manusia? wah, jika benar, Kakakku pasti senang karena ada yang berambut aneh selain dia di Tujuh Lentera."
Xiao Yu menyentuh bahu Yanmei, dan menatap Yanmei lekat. Yanmei terbelalak, lalu memukul Xiao Yu dengan telapak tangannya, hingga Xiao Yu terlempar lima meter jauhnya.
"Akh! apa-apaan itu ..." Xiao Yu berusaha bangkit. Dia menyentuh dadanya yang terasa hampir remuk.
"Kenapa kau menyentuhku! kau mau Kakakku memotong tanganmu?"
"A-Aku hanya bertanya, b******k sakit sekali, akh! neraka apa ini sebenarnya!"
Yanmei mendekati Xiao Yu, lalu membantu Xiao Yu untuk bangun, "Maaf. Aku tak sengaja. Kau tak punya kultivasi? bagaimana mungkin ada manusia lemah sepertimu di Tujuh Lentera?"
"T-Tujuh Lentera? maksudmu tempat ini ..."
"Ini Lembah Shui Jiao, tempat tinggalku. Kita berada di Dunia Tujuh Lentera."
"Dunia Tujuh Lentera? kegilaan apalagi ini?"
Xiao Yu menjambak rambutnya karena frustasi. Dia sama sekali tak bisa mempercayai apa yang dikatakan Yanmei. Karena melihat Xiao Yu yang menyedihkan, Yanmei akhirnya membawa Xiao Yu masuk ke pusat Lembah Shui Jiao. Disana Xiao Yu hampir gila. Ini benar-benar bukan seperti syuting film. Tak ada kamera, dan tak ada sutradara. Semua orang di Lembah Shui Jiao memakai pakaian panjang berwarna hijau. Ketika Yanmei melewati mereka, orang-orang disana berhenti melakukan aktifitas lalu membungkuk kepada Yanmei, dan menatap aneh kepadanya.
Xiao Yu tercekat ketika dia melihat gerbang besar bertuliskan, Perguruan Lembah Shui Jiao. Bangunan di dalamnya begitu banyak dan persis seperti yang dia lihat di drama kolosal. Yanmei membawa Xiao Yu ke sebuah kamar dan menyuruh Xiao Yu beristirahat. Xiao Yu menyeret tasnya dengan lemah lalu terduduk tak berdaya di dipan kayu yang sama sekali tak pernah dia lihat di dunia modern selain di serial televisi.
"Ini pasti hanya mimpi. Saat terbangun, aku akan menghajar Xiao Nian. Karena telah memaksaku pergi ke ulang tahun Rektor," gumam Xiao Yu.
***
Zhou Yanmei. Berlari ke sebuah gua yang terletak tak jauh dari perguruan utama. Gua tersebut agak terpencil, berada di dekat gunung berapi Lembah Shui Jiao. Sesampainya di pintu gua, Yanmei mulai menggunakan ilmu peringan tubuhnya, dan melayang memasuki gua. Dia menyerang seorang laki-laki yang duduk di atas kursi batu megah di dalam gua tersebut. Laki-laki itu menangkis serangan Yanmei dengan mudah. Yanmei kembali menyerang, kali ini dengan tongkatnya, tapi serangannya sama sekali tak bisa menembus pertahanan laki-laki dengan gerakan santai tersebut. Laki-laki itu bahkan tak bergerak dari duduknya, dia juga menangkis serangan Yanmei dengan menutup mata. Sebuah serangan menghantam Yanmei. Yanmei menangkis dengan tongkatnya. Namun, dia tetap terlempar jauh dari laki-laki tersebut. Yanmei kelelahan dan terengah-engah.
"Jurusmu belum sempurna, sangat lemah," ucap laki-laki itu. Suaranya begitu merdu dan sangat berwibawa. Dia membuka mata, lalu menatap Yanmei lekat.
"Kakak! keterlaluan. Kakak bahkan tak bergerak dari kursi untuk melawanku?" Yanmei cemberut lalu menyilangkan tangannya.
"Kau pikir apa yang akan terjadi jika aku bergerak dari kursi?"
"Kakak akan melemparku ke kawah api? jahat sekali."
Laki-laki itu menghela nafas. Dia adalah Zhou Yanxie. Penguasa Lembah Shui Jiao. Laki-laki dengan kultivasi yang tak biasa itu, tak pernah keluar dari lembah. Jangankan lembah, dia bahkan tak pernah keluar dari guanya. Urusan perguruan semua diserahkan kepada Yanmei. Adik Yanxie satu-satunya. Dia membebaskan Yanxie mengatur segala hal. Membebaskan murid perguruan pergi kemanapun, asal jangan keluar dari lembah, dan jika ada yang ingin keluar dari Lembah Shui Jiao. Yanxie menginzinkannya dengan syarat orang tersebut tak boleh kembali ke lembah Shui Jiao lagi. Lembah yang sering di sebut lentera yang tertidur ini, tak ingin terlibat dengan dunia luar yang menurut Yanxie begitu kacau.
"Kenapa kau kemari? jangan minta padaku untuk mengizinkanmu keluar lembah lagi. Aku takkan memberi izin."
"Kali ini bukan itu, Kak Yanxie. Aku menemukan manusia aneh di sungai belakang lembah."
"Manusia aneh bagaimana?"
"Rambutnya sangat pendek dan berwarna kuning, Kakak tahu? kuning seperti rambut jagung. Lalu, matanya coklat jernih. Aku kira dia keturunan hewan ajaib, tapi ternyata dia manusia."
"Apa dia memiliki kultivasi aneh, hingga rambutnya berwarna kuning?"
"Mmm," Yanmei menggeleng, "Dia sangat lemah, tak punya kultivasi sama sekali. Rambut Kakak berubah putih, karena kultivasi yang berlebihan. Tapi dia, dia benar-benar manusia aneh. Bagaimana dia hidup di dunia ini tanpa berkultivasi?"
"Yanmei. Aku tanya padamu, kau membawanya masuk ke perguruan?" Yanxie menatap Yanmei tajam.
Yanmei menunduk, dia tersenyum dengan menampakkan giginya. Jika sudah begitu, tebakan Yanxie pasti benar. Yanmei selalu melakukan hal yang merepotkan, dan sekarang dia malah membawa orang aneh masuk ke perguruan.
"Bunuh dia."
"Tapi Kak ... dia benar-benar manusia biasa. Hanya rambut dan matanya saja yang aneh, penampilannya juga aneh sih, tapi ..."
"Intinya dia orang aneh. Kau tak tahu bahwa orang aneh bisa menyebabkan kekacauan?"
"Kak, biarkan dia disini. Sepertinya dia tersesat. Aku akan menjaganya, hmm ... jangan bunuh dia," Yanmei memonyongkan bibirnya.
Yanxie menghela nafas, "Baiklah, akan kubiarkan. Tapi, jika terlihat sedikit saja dia berbuat hal aneh. Langsung bunuh saja."
"Baik. Yanmei mengerti perkataan Ketua Lembah," Yanmei membungkuk, "Kakak ... tidak mau melihatnya? ayo lihat dia. Kakak akan terkejut dengan warna rambutnya."
"Tidak perlu. Untuk apa aku keluar gua hanya karena orang aneh itu?"
"Wajahnya juga tampan. Selain rambut pendek, mata dan penampilannya, dia terlihat sempurna. Ketampanannya bahkan mendekati Kakak."
"Kau ingin aku membunuhnya sekarang juga?"
"Jangan! Yanmei minta maaf. Jika Ketua Lembah tak mau lihat, Yanmei takkan memaksa lagi."
Yanmei membungkuk sekali lagi. Lalu berlari keluar gua dengan riang. Yanxie tersenyum tipis melihat adiknya itu. Zhou Yanmei, boleh dikatakan satu-satunya orang terpenting bagi Yanxie di Dunia Tujuh Lentera. Gadis itu masih bayi saat tragedi yang merenggut nyawa kedua orang tua mereka. Atas bantuan Ketua Zhu Xin Qian, yaitu ketua Lembah Zhuzi yang merupakan sahabatnya ayahnya, Yanxie akhirnya bisa merawat Yanmei. Dia dan beberapa murid ayahnya yang tersisa, mendirikan kembali Lembah Shui Jiao, dan mengisolasi diri dari dunia. Yanxie keluar dari dunia persilatan demi Yanmei. Dia bahkan mengurungkan niat untuk balas dendam atas kematian orang tuanya, karena tak mau Yanmei terlibat di dalamnya. Bagi Yanxie keselamatan Yanmei adalah yang utama. Kini, gadis itu malah membawa orang asing masuk ke lembah. Yanxie agak gelisah. Namun, dia mempercayai penilaian Yanmei bahwa orang itu tidak berbahaya.
***
Sudah dua minggu lamanya, Xiao Yu mendekam di Lembah Shui Jiao. Berkali-kali dia meyakinkan diri bahwa dia sedang bermimpi. Namun, setiap kali terbangun harapannya punah. Xiao Yu yang biasanya tidur di kasur empuk, kini harus berbaring di dipan kayu dengan alas tipis. Badannya terasa sakit-sakit. Belum lagi makanan yang membuatnya sakit perut. Xiao Yu merasa tersiksa. Dia hampir gila karena tak bisa kembali ke dunianya. Xiao Yu ngin kabur dari Lembah Shui Jiao untuk menemukan jalan pulang, namun Yanmei selalu mengawasinya. Hingga disuatu malam, Xiao Yu memastikan semua murid sudah tertidur. Xiao Yu mengambil mantel panjangnya, dia keluar dari kamar, dan mengendap dikegelapan malam.
Xiao Yu memeriksa keadaan, dia berlari kecil kearah gerbang utama perguruan. Namun, ketika hampir tiba di gerbang, tiba-tiba Xiao Yu menabrak seseorang. Xiao Yu langsung terduduk kaku, melihat sosok di depannya.
"Makhluk aneh, kau pikir kau mau pergi kemana?"
To be continue