15. Sebuah Insiden

1782 Words

Abil                   Aku menarik resleting jaketku sampai dagu begitu udara malam terasa semakin dingin. Mas El bilang, dia mau beli sesuatu dulu sebelum mengantarku pulang. Ngomong-ngomong, sebelum ini Mas El sudah pernah ke rumahku dua kali. Jadi, jangan heran kalau kedua orang tuaku sudah kenal dengan laki-laki satu ini. Sebenarnya, aku sedikit mengapresiasi keberanian Mas El karena dia berani menemui orang tuaku meski belum menyampaikan maksud utamanya secara jelas. Paling tidak, dia sudah membuat kedua orang tuaku paham kalau dia memiliki rasa padaku. Dia juga bilang padaku kalau mau menungguku sampai hatiku benar-benar terbuka untuknya. Sejauh ini, aku memang mulai menerima keberadaan Mas El di sampingku. Perhatian yang dia berikan padaku memang sedikit banyak membuatku meras

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD