5 hari berada diruangan yang membosankan membuat Daffa sangat jenuh, tentu saja disana ia tidak perduli lagi dengan kejadian dihari-hari sebelumnya, kejadian dirinya dihajar habis-habisan dan terlebih lagi tentang ‘melepaskan’. Semua itu membuat dirinya muak dan ingin amnesia saja. Namun kini ia ingin kembali menjadi Daffa yang seperti semula, melupakan apa yang membuatnya pusing, tugas sekolah dan organisasinya sudah menunggu, ia ingin segera pulih dan kembali masuk sekolah.
Saat ini Daffa sudah berada di kamar nya, kamar yang sangat ia rindukan selama ia berbaring diranjang rumah sakit. Pukul 19.36 ia ditemani ketiga sahabatnya.
“Rik, ambil ponsel gue dinakas, Line Dero suruh dia ngirim agenda Osis sekarang” Daffa berusaha memposisikan dirinya untuk duduk bersandar.
“Tangan lo masih s
