When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Kanaya mulai melepas satu persatu pakaiannya, tangannya yang terluka ia cuci lebih dulu agar bersih dan tidak terinfeksi. Kanaya mengguyur seluruh tubuhnya dengan air hangat yang mengalir dari shower, tubuhnya terasa lebih ringan. Setelah puas membersihkan diri, ia pun meraih bathrobe lalu memakainya. "Kenapa aku jadi deg-degan gini sih mau keluar," gumam Kanaya. Rasanya kakinya terasa berat untuk melangkah keluar dari kamar mandi. Kanaya duduk di atas bathub sambil menggigiti bibir. Tok... tok... Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Kanaya, Ia refleks berdiri lalu berjalan ke arah pintu dan menempelkan daun telinganya di pintu. "Kanaya! kenapa lama sekali?" terdengar suara Ethan memanggil dirinya. "Y-ya sebentar," jawab Kanaya. Kanaya menarik nafasnya dalam-dalam aga