bc

Cinta Gapai Mimpi (Indonesia)

book_age12+
1.1K
FOLLOW
7.7K
READ
love after marriage
goodgirl
sensitive
CEO
boss
drama
like
intro-logo
Blurb

✅ SUDAH TAMAT ✅

Bagaimana rasanya jika cintamu menggapai mimpimu?

Yang awalnya hanya ada dimimpi lalu bagaimana jika menjadi kenyataan.

Bagaimana kah perjalanan hidup Cindy seorang wanita yang berasal dari keluarga miskin, yang mengandalkan usaha jualan kue keliling demi sesuap nasi. Memiliki takdir yang membawanya bertemu dengan seorang pria bernama Erlan.

Akankah perjalanan Cindy berjalan mulus? Akankah Erlan menepati janjinya? Atau malah sebaliknya?

Cinta memang tak seindah dan semudah pengucapannya. Selalu ada hal yang menjadi konflik disetiap hubungan. Konflik apa yang akan Erlan dan Cindy hadapi?

.

.

Stay with me, Readers tercinta.

chap-preview
Free preview
Bagian 1
Cindy sudah menjalani hidupnya beberapa tahun yang lalu tanpa sosok Ayah. Ia hidup hanya berdua dengan sang Ibu sambungnya yang selalu ingin menjadi tempat merenungnya. Semenjak sang Ayah meninggal, Cindy sudah tidak pernah merasakan kasih dan sayang dari sosok orang tua. Apalagi Ibu sambungnya yang begitu menyukai uang sampai terlupa jika dia memiliki anak sambung yang begitu cerdas dan berprestasi seperti Cindy. Jika saja di sekolahkan, sudah pasti Cindy akan menjadi wanita yang sukses dalam berkarir. Hal itu tak bisa di pungkiri. Cindy harus melupakan segala keinginannya menjadi seorang wanita sukses dalam karirnya, karena hal yang lebih penting dari mengejar cita-citanya, yaitu menghidupi sang Ibu yang kini hidup sendirian tanpa suami, tanpa nafkah dari suami. Cindy harus berjualan setiap hari dan mengelilingi kompleks untuk menjual kue yang dibuatnya sendiri dan menyerahkan hasil kerja kerasnya kepada sang Ibu, yang terpenting buatnya selama ini bukan hasil yang di dapatkannya, tapi kebahagiaan sang Ibu yang menjadi prioritas utama dalam hidupnya. Keinginannya begitu kuat, karena menurut ukurannya, ia harus menyayangi sang Ibu menggantikan sang Ayah. Walaupun hanya seorang Ibu sambung. Cindy juga adalah korban dari perjodohan sang Ibu. Sang Ibu menjodohkannya kepada lelaki yang sudah beristri yang bisa memberikan hidup mewah kepada dia dan sang Ibu sambung. Cindy selalu berusaha menghentikan perjodohan itu dengan segala cara, sekalipun kali ini dia sudah tak bisa menghindarinya dan menerima lamaran lelaki yang lebih tua darinya 20 tahun. Miris, 'kan? Tapi, begitulah kenyataannya. Ia harus mengorbankan dirinya untuk kebahagiaan sang Ibu, yang sudah kehilangan kebahagiaan semenjak sang Ayah meninggal dunia. Berjalan mengelilingi kompleks dan berteriak "Kue" Cindy tidak begitu malu melakukannya sekalipun umurnya saat ini, seharusnya sudah menerima gelar sarjana dan bekerja di tempat yang bergengsi, seperti keinginannya selama ini. Dia harus putus kuliah dan mengubur dalam-dalam, ketika sang Ayah sudah tiada dan berusaha menghidupi Ibunya dengan berjualan dan memiliki usaha sendiri. Tapi, bagi sang Ibu itu tidak pernah cukup jika hanya berjualan mengumpulkan recehan setiap hari. Apalagi Cindy, lebih banyak memberikan gratis kepada orang-orang kelaparan di luar sana. Tanpa menyadari, Cindy hampir saja tertabrak mobil dan semua jualannya jatuh serta tak layak dijual lagi. Lelaki itu turun dari mobil sport mewah berwarna hitam dan berdirutepat di hadapan Cindy dengan Berpakaian sangat rapi,setelan jas yang begitu cocok dikenakannya,tampan,mewah,elegant dan menawan,kulit yang putih dan juga memiliki tubuh yang seksi. "Mba ga apa2 ? Maaf ya ? Saya tidak sengaja" Dengan santun lelaki itu menyodorkan tangannya dan membantu Cindy berdiri serta duduk di Salah satu bangku. "Saya gak apa2, saya juga harus pulang soalnya ibuku sudah menungguku" Hendak berlalu tapi dicegah oleh lelaki tang nan tampan itu. "Kamu diam aja, saya akan mengobati lukamu" Sembari menarik Cindy untuk kembali duduk. "Anda tak usah repot2 saya nanti dimarahin ibu karena terlambat pulang, lagian pakaian anda mungkin akan kotor" Tanpa mendengar apa yang dikatakan Cindy lelaki itu hanya fokus untuk mengobati lukanya dan juga membalutnya dengan sapu tangan yang dikeluarkan dari saku jasnya. Beberapa menit kemudian ketika selesai mengobati luka Cindy lelaki itu lalu duduk tepat disamping Cindy dengan lelahnya, suasana sejenak terdiam. Senyuman Cindy membuat lelaki itu begitu bahagia dan nyaman didekatnya. "Saya akan mengantarkanmu pulang" "Ga usah, terima kasih sudah mau mengotori jas mahalmu" "Ahh, itu ga penting lagian kamu kan terluka" "Kalau gitu saya pamit pulang dulu ya ?" "Aku akan mengantarmu pulang " "Ga usah, lagian luka ini ga terlalu parah kok, saya ucapkan terima kasih karena sudah mengobatiku" "Kamu memang keras kepala, kenalkan nama saya Erlan" "Salam kenal Er, kalau gitu aku permisi" "Kita bisa ketemu lagi kan?" Lelaki itu berteriak dan membuat Cindy tersenyum manis. Pria itu merasakan kenyamanan ketika berdekatan dengan Cindy. Erlan adalah pria yang tampan dan memiliki segalanya, ketampanannya bisa bersaing dengan para selebriti luar. Bertemu pertama kali tentu Erlan merasakan kenyamanan, ia ingin membuat kesan pertama yang mengagumkan dan sebisa mungkin, membekas di hatinya. Namun ... bagaimana caranya agar Erlan bisa menciptakan kesan pertama yang sulit dilupakan oleh Cindy? Wanita yang telah berhasil mengusik hatinya. Erlan berlari dan menghampiri Cindy yang sudah berjalan jauh. "Cindy!" Panggil Erlan. Cindy berbalik. "Ada apa, Mas?" "Aku bisa meminta nomor telponmu?" tanya Erlan. "Aku gak punya ponsel, Mas. Aku orang miskin yang tidak bisa membeli ponsel, karena itu aku menjual ini demi kelangsungan hidup," jawab Cindy, membuat Erlan menganga tak percaya. "Maafkan aku, Cindy. Bukan maksudku mengatakan itu sama kamu, tapi aku hanya-" "Aku tahu, Mas. Tapi aku benar-benar tidak apa-apa dan aku baik-baik saja. Aku sudah merusak jas mahalmu, dan kamu sudah menjatuhkan jualanku, jadi kita impas, kita tidak perlu saling berbicara, aku adalah seorang wanita biasa, Mas," kata Cindy, membuat Erlan terdiam. "Aku hanya ingin berteman sama kamu, Cindy, aku tidak sedang menghinamu," kata Erlan menjelaskan. "Kita tidak usah berteman, Mas. Aku bukan wanita kaya yang sama sepertimu, jangan bergaul denganku," kata Cindy, menolak tawaran Erlan untuk menjadi temannya. Cindy hanya merasa risih dengan kehidupan yang di jalaninya, jika seorang pria memintanya berteman apalagi pria seperti Erlan, hal itu tidak masuk akal saja baginya. Dia hanya wanita biasa, dia bukan wanita yang hebat, dia juga tidak bisa di banggakan. Jadi apa bagusnya berteman dengan orang kaya? Cindy harus sadar, bahwa dia bukan siapa-siapa. "Aku tidak bermaksud seperti itu, Cin, aku tidak melihatmu dengan apa yang kau milik. Aku nyaman dan merasa kagum dengan kamu yang seperti ini," kata Erlan. "Aku berteman dengan siapa pun tidak melihat orang dengan latar belakang yang dia punya." "Baiklah. Kalau memang kamu ingin berteman denganku, aku mau berteman dengan kamu," kata Cindy, membuat Erlan tersenyum. "Syukurlah. Aku bukan orang jahat, Cindy, aku tidak bilang diriku baik, tapi aku berteman dengan kamu, karena aku merasa kagum dengan kamu, umur yang terbilang cukup untuk bersenang-senang di luar sana, malah kamu menghabiskan waktumu dengan berjualan demi kelangsungan hidup, apalah dayaku sebagai pria yang tidak selalu mensyukuri apa yang ku miliki selama ini, aku masih sering mengeluh." Erlan menundukkan kepala sejenak, dan tersenyum menatap Cindy. "Syukuri apa pun yang kamu miliki, Mas, tidak semua wanita atau anak yang mau sepertiku, aku sudah biasa hidup sederhana dan aku juga terkadang menyalahkan takdirku yang tidak bisa ku imbangi," kata Cindy. "Namun, aku bahagia seperti ini." Cindy tersenyum. "Rumahmu dimana? Aku akan mengantarmu pulang, aku juga ingin melihat rumahmu," kata Erlan. "Maaf, Mas Erlan, aku bisa pulang sendiri, kamu tidak usah khawatir. Rumahku dekat sini kok," kata Cindy. "Tapi-" "Beneran tidak usah, Mas Erlan. Aku baik-baik saja. Kamu pulang saja, aku juga akan pulang, takutnya ibuku menungguku dan menanyakan keberadaanku," kata Cindy, membuat Erlan mengangguk. "Baiklah. Aku bisa kan bertemu dengan kamu lagi?" "Boleh. Aku setiap hari menjual di sekitaran sini, kamu bisa kemari jika ingin menemuiku," kata Cindy. "Hem. Baiklah. Kamu hati-hati," kata Erlan. Cindy mengangguk. "Kalau begitu, aku pergi dulu." Cindy berjalan meninggalkan Erlan, sedangkan Erlan masih diam terpaku, rasa penasaran menguasai dirinya. Ia ingin sekali melihat kehidupan Cindy.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

My Doctor is My Imam

read
55.9K
bc

Growing Pains || Indonesia

read
34.1K
bc

(Not) Sweet Revenge || Indonesia

read
44.6K
bc

Sweetest Pain || Indonesia

read
75.4K
bc

Accidentally Married

read
106.8K
bc

A Piece of Pain || Indonesia

read
88.8K
bc

KISSES IN THE RAIN

read
57.7K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook