Dengan beberapa bingkisan di tangan. Raya mengerutkan dahinya saat melihat kerumunan anak-anak panti di depan kontrakannya. Dia berjalan perlahan menghampiri mereka yang sedang ramai berkumpul. Tapi Raya terkejut saat Zirah
"Zi, apa yang kau lakukan? Jika Raya tahu, dia pasti tidak akan memaafkanmu," terdengar seruan adik Zirah menahan kakaknya yang sedang mendandani Princes menjadi bahan tertawaan anak-anak lainnya.
Disana, gadis kecil kesayangan Raya, tampak hanya diam. Dia memang menyukai hal seperti berdandan. Tapi Zirah membuatnya hal lelucon untuk jadi bahan tertawaan yang lainnya.
"Kau tenang saja, dia itu tidak akan protes. Aku tahu Princ menyukainya," ucap Zirah.
"Tapi Zi ...."
Adik Zirah terhenti saat dia melihat Raya berjalan masuk dan sudah berada di belakang Zirah yang masih sibuk mendandani Princess.
"Wajar pengangguran seperti kalian masih memiliki waktu untuk melakukan hal bodoh seperti ini," ucapan Raya mengejutkan Zirah dan Yui. Mereka bersiri dan mundur bebwrapa langkah menghindari Raya begitupun Princess.
Raya menatap tajam pada mereka, tapi beralih pada gadis kecilnya. Dia berjongkok dan menatapnya.
"Apa kau senang?" tanya Raya di balas anggukan Pricess.
"Hmm, jika begitu. Kau sudah menyelamatkan nyawa mereka yang berniat mempermalukanmu," tatap Raya ke arah Zirah yang masih beralih seakan dia tak melakukan apapun.
"Princs malah makin cantik!" seru salah satu anak panti.
"Heem," jawab yang lainnya.
Kedua adik kakak itu terkejut ketika menanggapi tanggapan dari mereka yang seharusnya mempermalukan Princess setelah apa yang dia perbuat. Namun ternyata mereka tidak menduga, jika anak kecil itu malah menyukai dirinya yang dipoles oleh beberapa make up yang ternyata sering dilakukan oleh Raya untuk mengisi kekosongan waktunya. Hal itu, membuat Zirah tampak kesal mendapatkannya mereka pergi dari sana dengan perasaan kesal mendapati Raya sama sekali tidak kesulitan untuk tinggal bersama dengan seorang gadis kecil. Meski sudah berjalan sekitar 2 tahun lamanya.
"Bukankah sudah kukatakan jika ada seseorang yang berniat untuk menindasmu sebaiknya kau melawannya. Seperti kau bisa menginjak kakinya atau menggigitnya! Bukannya itu jauh lebih baik dibandingkan kita hanya diam saja dan membuat mereka senang?" ucap Raya.
Namun Princess hanya terdiam, dia tidak tahu jika Raya tidak menyukai dirinya yang sudah berdandan untuk Raya.
"Aku akan mengambil tempat makan di sini," tegas Raya.
Dia berdiri dari duduknya setelah mengajak Princess masuk ke dalam rumah.
"Ibu ...."
Hal yang sama sekali tidak pernah Raya duga ketika mendengar suara manis dari Princess. Raya tertegun, dia membalikkan badannya dan melihat ke arah princess yang menatap ke arahnya. Dia berjalan kembali menghampiri Princess.
"Apakah kau mengatakan sesuatu?" tanya Raya, dia tampak penasaran dengan apa yang sempat dia dengar tadi.
"Ibu," ucap Princess lagi.
Raya terharu hingga dia menarik Princess ke pelukannya. "Entah kenapa aku sangat bahagia ketika kamu mau berbicara, meski hanya dengan satu kata! Apakah kau bisa mengatakan sesuatu lagi?" tanya Raya.
"Ibu," lagi-lagi Princess hanya mengatakan 1 kata itu.
Hingga membuat Raya tersenyum tipis Meski terasa begitu aneh Princess hanya mengatakan 1 kata kepadanya.
"Apakah kau menginginkan diriku kau panggil ibu?" tanya Raya dibalas anggukan oleh Princess.
Raya mengangkat sebelah alisnya, dia tidak percaya jika yang terpikirkan oleh Princess ucap pertamanya adalah memanggilnya dengan sebutan "Ibu" meski dia sudah berulang kali mengatakan kepada Princess bahwa dia adalah kakaknya. Tapi baginya mendengar suara Princess untuk pertama kalinya adalah sebuah anugerah yang dia dapatkan di tahun ini.
"Kemarilah Sayang, mau kau memanggilku ibu atau mengatakan hal lainnya aku tidak peduli. Asalkan kau sudah melupakan semua hal yang buruk dan dan mengingat hal-hal baik , itu sudah jauh lebih cukup bagiku." Raya memeluk Princess.
Dia juga sudah memastikan bahwa tidak ada bekas luka di tubuh Princess, terutama dari Rasa trauma nya yang membuat Raya khawatir. Mendengar hal itu Raya memilih untuk mengajak Princess melakukan aktivitas biasa mandi bersama sembari bercanda dan tertawa di dalam kamar mandi meski yang diucapkan oleh Princess masih 1 kata. Tapi itu jauh lebih baik dibandingkan dia harus berdiam diri tanpa mau untuk berbicara hal lainnya , bagi Raya itu adalah hal yang jauh lebih baik dibandingkan dia menahan diri dalam waktu yang begitu lama.
Sempat upah pertama Raya menjadi seorang penulis dia buat untuk memberi pengajaran kepada Princess mengenal pembelajaran awal, hingga dia mengerti dan juga mampu melakukan banyak hal termasuk deretan buku dia beli untuk di habiskan waktu membaca dan belajar Princess di rumah dikala dia senggang.
Mengingat Princess yang hanya tahu dengan ungkapan kata ibu, membuat Raya semakin menyayangi gadis kecil itu hingga mengecupnya saat Princess sudah tertidur di pelukannya kali ini.
"Aku tidak percaya jika ada kedua orang tua yang begitu tega memperlakukanmu, tidak menemukanmu selama 2 tahun. Aku tidak tahu bagaimana perasaanku jika mereka menemukan mu dan mengambil mu dari ku. Apakah aku akan merelakannya?" gumam Raya, pikirannya jauh ke sembarang arah menerawang banyak hal yang terjadi jika semua itu benar-benar terjadi.
Seperti biasa, di pagi hari Raya keluar dari kontrakannya dia memperhatikan segala aktivitas di Panti Asuhan termasuk Ibu Panti yang saat ini sedang berjalan memeriksa halaman. Raya berjalan menghampiri ibu panti yang terlihat tampak gelisah.
"Ada apa dengan Anda, Bu?" tanya Raya
"Ra, apa kabarmu? Ini ... sepertinya akan ada penyumbang yang menginginkan seorang anak dan akan datang siang ini. Tadi sudah ada telepon mendadak sehingga Ibu kebingungan mempersiapkan penyambutannya," balas ibu Panti.
Raya tertegun dan mengangguk dia tidak berbicara lagi hanya terpikirkan jika seseorang masuk dan melihat putri kecilnya, hingga dia memilih untuk berbalik tanpa mencoba untuk berbicara lagi kepada ibu panti namun dia berhentikan langkahnya dan kembali menatap kearah ibu panti.
"Sebaiknya anda tidak menyangkut pautkan dengan princess-ku, jika itu terjadi di aku tidak akan segan-segan melakukan banyak hal untuk Anda!" tegas Raya membuat ibu panti asuhan tertegun.
Dia tidak percaya jika Raya tahu maksud dirinya, hingga dia memilih untuk mengangguk. Awalnya ibu panti memang ingin merekomendasikan Princess untuk mereka yang mencari seorang anak gadis untuk dijadikan anak angkatnya. Namun mengingat Raya tidak merelakan Princess dia harus beralih dan mencari anak lainnya untuk direkomendasikan. Penegasan Raya akan Princess membuat ibu panti hanya bisa terdiam dan melihat Raya berbalik arah berjalan lagi masuk ke tempat tinggalnya.
"Dia begitu sembarangan untuk memberikan anak-anak," gerutu Raya dibalik pintu.
Melihat Princess terbangun, Raya tersenyum tipis dan berjalan menghampirinya.
"Kau sudah bangun? Mari kita sarapan!" ajak Raya di balas anggukan Princess.
Raya memang seorang gadis, tapi dia tahu cara mwmperlakukan anak-anak selama dia tinggal dan besar di panti asuhan itu. Baginya, bukan hal sulit untuk merawat Princess dengan keuangan yang pas-pasan.