Kali ini Naura menjalani perawatan untuk sudah membiarkan seorang wanita mengaplikasikan luluran dan perawatannya di tubuhnya. Dia tidak menyangka jika caranya untuk berendam di dalam kamar mandi, membuat ibunya sangat marah kepadanya.
Sudah sangat lama sekali, Maria tidak pernah memarahinya. Namun kali ini dia tersenyum tipis mengingat wajah kesal manis ibunya tadi pagi. Seorang wanita yang mengaplikasi tubuhnya tersenyum tipis ketika melihat Naurah dalam tidurnya merasakan tubuhnya refleks membuat Naura begitu merasa nyaman. Apalagi setelah dia merendam tubuhnya di bak mandi tadi.
"Hihi, mama memarahiku seperti sedang mendongeng. Aku tidak ingat dia. Marah atau bukan," gumam Naura.
"Nah kan, akhirnya gadis ini mau juga perawatan!" seru Lia memasuki kamar Naura dan duduk di samping keponakannya. Dia memasuki kamar dan duduk di samping Naura.
"Iya ada apa Bibi! Seharusnya kan yang menikah terlebih dahulu itu Bibi bukan Aku!" seru Naura.
"Aku itu sudah punya calon, hanya tinggal menikah saja. Kalau kamu itu memang pemalas dan terlalu manja, harusnya kamu itu dimarahi oleh kakak sampai habis-habisan! Sampai rontok rambut kamu!" gerutu Lia.
"Tapi mama tidak akan seperti itu, dia malah menyayangiku lebih dari itu," balas Naura.
"Yayaya, tapi dia sangat menyayangiku," balas Lia tidak mau kalah.
Naura tidak mendengarkan pembicaraan bibinya dan tertidur. Seorang wanita yang melakukan perawatan kepada Naura tersenyum tipis, merasakan kehangatan kebersamaan mereka. Setelah melihat Naura bercanda dengan bibinya sambil luluran.
"Aku ikut pijit kamu ya Ra!" seru Lia.
"Aaah, Bibi pasti mencurigakan," balas Naura.
"Ya, akan aku taburi tubuhmu ini dengan racun biar kamu gk bisa bangun lagi!" gerutu Lia.
"Iish jahatnya Bibi, ada ayah yang punya banyak anak buah tahu rasa Bibi kena tibas, hahaha," tawa Naura.
"Huh, gadis nakal," cetus Lia.
Di siang hari semua orang tengah disibukkan untuk mempersiapkan acara, termasuk Maria yang tidak pernah luput dengan camilan buah-buahan nya. Dia mengatur acara kesana kemari, bahkan membuat tempat yang sangat luas itu dengan taman warna hijau.
Maria membuat acara pesta yang elegan, dia tidak menyangka bisa melakukan itu semua, untuk putrinya. Apalagi saat ini yang diharapkan bukanlah sebuah pernikahan putrinyaa melainkan kedewasaan Naura dan dia bisa dengan mandiri menyelesaikan masalahnya seorang diri saja tanpa harus ada pertolongan ibu dan ayahnya.
Cukup lama sekali Naura bersiap untuk acara pertunangan nya, dari awal dia perawatan tubuhnya, hingga pemilihan gaun yang tepat untuk nya. Membuat Naura masih saja dengan bermalas-malasan mencoba berbagai gaun dan juga mencocokkan dengan dirinya.
"Sebenarnya kamu ini semuanya cocok dan itu benar-benar sebuah anugerah yang bagus. Ketika banyak orang begitu tidak bisa mengaplikasikan tentang style tapi kamu sudah bisa melakukannya," ucap prias itu.
Naura hanya terdiam mengangguk, dia masih dengan malasnya menghadapi apa yang akan terjadi kepada dirinya saat ini.
"Kenapa si Altran bodoh itu, ternyata dia tidak akan datang ke sini!" gerutu Naura.
Naura tampak sangat kesal dan membiarkan para perias untuk merias dirinya, gaun yang ia kenakan saat ini adalah gaun dengan warna peach yang senada dengan warna kulitnya putih bersih. Dia bahkan dengan dandanan yang tipis lipstik yang sedikit tebal membuat Naura begitu sangat cantik.
"Wow!! Putri Mama ini benar-benar cantik!"
Suara Maria memasuki kamar Naura dengan senyum di wajahnya.
"Ya ampun Mama? Kenapa Mama bisa sampai secantik ini mengenakan gaun yang senada dengan ayah warna hitam. Naura sangat suka Mama benar-benar pintar memilih pakaian yang senada dengan ayah," ucap Naura tersenyum tipis.
"Apa yang kamu bicarakan! Ini pilihan desainer, dia yang memintaku untuk mengenakan ini!" jelas Maria.
"Meski seperti itu, tetap aja ayah juga akan melihat wajah cantik mama yang masih awet muda," balas Naura tersenyum.
"Huh, cepat selesaikan dandananmu! Di bawah sudah banyak tamu!" seru Maria.
Naura hanya tersenyum mengangguk, melihat ibunya kini pergi keluar dari kamarnya. Setelah memberi tahu kepada Naura bawah sudah sangat banyak sekali para tamu undangan yang datang menghadiri acara pertunangan dirinya.
Meski Naura masih bermalas-malasan, namun dia tetap harus menerima semuanya. Apalagi ini semua dipersiapkan oleh ibunya dan dibantu oleh ayahnya, dia sangat menyayangi kedua orang tuanya yang masih utuh meski mereka tidak bersatu namunputri sayang mereka bersatu untuk naurah.
"Akhirnya kamu sudah bersiap juga gadis nakal!" Lia berjalan memasuki kamar Naura dan menghampiri keponakannya lagi.
"Memang kenapa Bibi, apa pria itu sudah datang?" tanya Naura dengan malas.
"Pangeran kamu tentu saja sudah datang, dia tidak sabar ingin menemui calon istrinya yang cantik ini. Padahal kenyataannya istrinya ini adalah pemalas dan juga nakal!" ucap Lia tersenyum melihat Naura yang sudah cantik.
"Hmmm."
Saat ini para tamu sudah berdatangan atas undangan Juan, dengan para kalangan elit yang ikut hadir menyaksikan pertunangan putri pertama Juan. Yang dimana mereka bersikeras untuk bekerjasama dengan Juan mendekatkan diri mereka dengan pengusaha yang cukup sukses itu.
Maria mengenakan pakaian cuplean yang memang sengaja Juan berikan kepada Maria. Meski begitu Maria tetap bersikap baik kepada Juan, meski dia berulang kali mengelak kebersamaan Juan dengannya.
Saat semua orang sudah bersiap untuk menyaksikan acara pertunangan, yang dimana pihak pria sudah datang dengan serius dan berdiri diatas podium bersama dengan Maria, Juan dan keluarga masing-masing.
Namun Naura belum kunjung turun juga dari kamar, saat itu juga Naura terlihat mengenakan gaun yang elegan dan cantik dia kenakan. Berjalan menuruni tangga memasang senyum di wajahnya menghampiri kedua orang tuanya yang menyambutnya dengan bahagia.
Maria yang sedikit berkaca-kaca melihat putrinya tampil sangat cantik sekali dan kehidupannya jauh lebih berbeda dan lebih baik dari Maria saat di usianya seperti Naura saat ini.
"Bagaimana Mama, aku cantik kan?" Naura masih bertingkah manja setiap kali berhadapan dengan ibunya dan juga ayahnya.
"Gadis ini masih saja bertingkah manja! Tentu saja kamu sangat cantik, karena kamu putriku!" seru Maria tersenyim dan memeluk Naura.
Naura tertawa di ikuti oleh Juan yang juga tersenyum mendengar penuturan Maria yang terlihat menggemaskan.
Mereka terlihat hangat dan bahagia, dalam kebersamaannya.
*****
"Ingat! Kau hanya perlu menikahinya dan tidak boleh mencintainya!" seru seorang gadis berbicara pada pria dengan stelan jas warna putih abu.
"Iya, kamu pikir. Aku akan bersedia apa, menikah dengan gadis yang belum pernah aku temui? Apalagi aku sudah tahu jika dia pasti sama jeleknya dengan rumor yang mengatakan kalau ibunya saja sangat jelek, apalagi putrinya," balas pria itu.
"Ya, aku juga dengar itu. Tapi siapa yang tahu kenyataannya," angguk wanita itu.
Mereka kini berjalan pergi dari jalan dan meninggalkan mobilnya disana. Keduanya tidak menyadari ada sepasang sorot mata yang menjadi saksi percakapan mereka.
"Bagaimana Bro? Kau akan kesana?" tanya Lio.
Altran terdiam, dia tidak menyangka. Jika dia malah pergi menghadiri pertunangan teman kolega ayahnya, di bandingkan pergi menemui Naura yang alamat kosannya juga tidak benar djmi berikan oleh gadis itu. Meski dia malas menghadirinya, namun Altran tetap saja tidak menolaknya dan pergi kesana di temani Lio.
"Masuk sajalah, lagipula ... Aku ingin lihat adegan dimana orang bodoh tadi bereaksi melihat yang di jodohkan padanya bermuka seperti apa!" ucap Altran.
"Hah? Ini kamu kah Bro? Baru kali ini kau begitu tertarik akan cerita orang-orang bodoh itu! Apa dunia sudah berakhir, hingga menjadikanmu sepeka ini Sob?" tawa Lio.
Altran tidak menghiraukan Lio, dia melajukan mobilnya dan memasuki kediaman Permana untuk pertama kalinya. Dia tidak pernah bertemu dengan keluarga Permana sama sekali. Hanya ayahnya yang mengetahui mereka. Pada Akhirnya Altran kini menuruti permintaan ayahnya dan menghadiri undangan pertunangan koleganya.
Di dalam kediaman Permana, Naura kini berjalan mendekati pria yang akan bertunangan dengan dirinya ditemani oleh ibu dan ayahnya. Meski ragu-ragu, namun ia kali ini tidak ingin mengecewakan kedua orangtuanya.
Saat acara hendak berlangsung tiba-tiba para tamu undangan begitu ramai, terpecah ketika melihat dua pria mengenakan jas hitam, memasuki pesta membuat pandangan para tamu beralih memperhatikan kedatangannya.
Bersamaan dengan Juan yang juga melihat kearah kerumunan. Naura hanya bertingkah malas, saat mendapati para tamu undangan yang yang berbincang tentang orang yang baru saja datang masuk karena undangan dari Juan dan ternyata yang datang dan orang tersulit untuk di undang.
Altran berjalan memasuki pesta dan berdiri tepat di depan podium dimana dia melihat gadis yang masih dengan malas bertingkah tidak memperhatikannya.
Para tamu undangan yang heboh karena kedatangan Altran yang kini ada di sebuah pesta yang di selnggarakan keluarga Peraman. Altran yang sangat jarang sekali pengusaha muda itu, akan datang selama bukan keinginannya. Dia tidak akan pernah menghadiri suatau acara jika itu bukan karena kemauannya sendiri.
Bukan hanya para tamu yang terkejut akan hal itu, namun Juan juga tidak menyangka jika seorang Altran akan datang ke acara dirinya. Memang Juan mengundang tuan Anggara untuk hadir di acara pertunangan putrinya, namun dia tidak menyangka jika Altran yang akan datang dan menyaksikan putrinya bertunangan adalah hal yang tidak mungkin jika dia dapat hadir jika hanya acara seperti itu.
Altran bahkan berdiri di depan podium membuat para tamu undangan terkejut dan tidak mengerti apa yang saat ini tengah terjadi. Para gadis dan juga pngusaha berharap bisa baerhubungan langsung dengan seorang Altran yang cerdas dalam stiap bidang dan pandai berbisnis. Juan hanya mengangkat sebelah alisnya melihat Altran yang kini memperhatikan ke araha putrinya. '
''Ada apa? Siapa dia?'' tanya Maria.
''Dia seorang pengusaha muda yang sedang terkenal saat ini, dan dia menggeluti semua bidang dalam berbisnis, hanya saja dia sangat acuh dalam hal apa pun,'' jelas Juan.
''Bukankah kamu juga acuh?'' tanya Maria.
''Heh, tapi aku baik padamu Sayang,'' balas Juan.
Maria hanya mngangkat sebelah alisnya tidak mempercayai perkataan Juan. Dia tahu sifat asli Juan yang jauh lebih dingin dari siapapun.''
''Dia kamu yang undang kah?'' tanya Maria.
''Aku hanya mengundang ayahnya, tapi sepertinya dia mengirim putranya untuk datang,'' balas Juan.
Maria hanya tersenyum dan mengangguk ketika dia melihat arah perhatian para tamu kepada Altran dan pandangan anak muda itu yang tertuju pada Naura yang saat ini tengah asik dengan pikirannya sendiri, tanpa memperhatikan yang lainnya.
''Kau mau menikah lagi, Sayang?'' tanya Altran.
Altran brbicara dan membuat semua orang terdiam dan tertegun mendengar penuturannya. Juan dan Maria terkejut mendengar suara Altran yang berdiri di hadapanm mereka.
Naura yang mengenali suara itu, dia terkejut dan menoleh ke arah suara. dia mengangkat sebelah alisnya ketika melihat pria yang tidak ia pikirkan lagi untuk datang padanya.
''Sepertinya aku kurang memanjakanmu ya? Hingga istriku mau menikah lagi tapi tidak berbicara dulu padaku?" tambah Altran.
Altran berbicara tanpa melihat sekitarnya yang berbincang membicarakannya, dimana ucapannya yang sangat jarang di dengar banyak orang kini dia mengatakan jika gadis yang ada di hadapannya itu adalaah istrinya.
''Kau .... apa yang sedang kamu lakukan saat ini? Dan sejak kapan kamu ada disini?" tanya Naura terkejut, dia melihat ke arah kedua orang tuanya yang tertegun mendengar semua itu.
'''Ayah, ibu, ini ....''
''Siapa dia Naura?' tanya Maria.
''Dia ....''
''Saya suaminya, dan dia malah pergi tanpa izin, kini malah mau menikah dengan pria yang sudah beristri juga, kamu boleh mau minta nikah lagi, tapi bukan dengan pria beristri juga Sayang,'' Altran berbicara tanpa henti.
''Sialân, apa yang kau bicarakan!" teriak pria di samping Naura.
''Apa aku perlu memutar video yang kau bicarakan tadi di parkiran dengan wanitamu?'' tatap Altran.
Pria itu terkjut, dia tidak menyangka jika ada orang yang mendengarkan percakapannya dengan kekasihnya tadi, tentang keluarga Juan yang buruk rupa. Namun dia menyesalinya, saat melihat Naura sangat cantik, begitupun dengan ibunya yang tak kalah cantik dengan putrinya.
Dia bahkan berniat untuk memiliki Naura yang sebagai istrinya dan juga jembatan perusahaannya untuk sukses dan tidak seperti saat ini. Dia hanya pengusaha kecil. Itupun karena pertemanan kedua orang tuanya, dia mau di jodohkan dngan Naura.
''Jadi ... ini suamimu, Sayang?'' tanya Maria membuyarkan keheningan di dalam pesta.
Semua tamu bergemuruh saling membicarakan keluarga Juan dan juga Altran yang sangat jarang sekali menghadiri sebuah acara seperti saat ini, ternyata wanitanya yang akan bertunangan.
''Bisa mati aku jika berurusan dengan pria berbahaya ini,'' batin pria itu.
''Jadi kau berniat buruk pada putriku?'' tatap Maria.
''Tidak seperti itu Nyonya, ini hanya salah paham. Biar saya jelaskan dahulu pada Anda, ini selesaikan dulu pertunangannya, saya mohon!'' seru pria itu memohon pada Maria.
"Tidak ada pertunangan, enyah kau!'' seru Maria menarik Naura kedalam pelukannya dan menatap tajam pria itu.
''Kau mau pergi, atau mau aku tarik dengan cara lain?'' tatap Altran.
Pria itu ketakutan dan memilih keluar dari pesta pertunangan yang di batalkan oleh keluarga Juan, apalagi melihat Altran dengan penuh kebencian di dalam dirinya.
Altran masih menatap Naura yang mengacuhkannya, dia tahu jika Naura saat ini tengah marah padanya dalam hal dia yang mengacuhkannya saat itu. Dia berjalan menghampiri Naura dan menaiki podium.
Dia memberi hormat pada Maria dan juga Juan sebagai orang tua Naura. Altran berdiri dan mengatakan jika dia sudah menikah dengan Naura, dua hari yang lalu, namun karena kesalah pahaman membuat Naura pergi dari rumah dan malah seperti saat ini.
Para tamu undangan bertepuk tangan dan menyuarakan Juan yang beruntung mendapatkan menantu seperti Altran yang begitu sukses dalam usahanya.
Setelah acara selsai dan para tamu undangan berkurang mereka kmbali meningglalkan pesta dengan persaan puas, ketika perjamuan dari kediaman Permana begitu mewah dan menghasilkan kerjasama bisnis mereka dengan berbagai kalangan, ada juga Altran yang jaga ikut bekerjasama dalam hal apapun termasauk Juan.
Saat ini, Altran duduk di sofa ruang tamu berhadapan dengan Juan dan Maria. Naura tidak berbicara sama sekali, selama kejadian dan dengan Altran yang sedari tadi berbicara bahwa dia istrinya. Dan menggagalkan pertunangannya dengan pria pilihan kedua orang tuanya.
Kecanggungan terjadi disana, ketika Altran berhadapan dengan Juan yang jauh lebih tua dan berpngalaman dalam hal ini. Ada Lio di samping Altran yang menemaninya, juga ikut terdiam tidak tahu harus berkata apa karena kali ini, mereka berhadapan bukan dengan orang biasa bahkan dengan sesama pria dingin dan acuh, Altran yang di hadapinya.
''Kalian tinggal bersama? Dan menikah baru 3 hari?'' tanya Maria menatap Naura yang masih saja terdiam.
''Iya Nyonya, maaf jika semua serba mendadak, ini karena kesalahan saya,'' balas Altran berbicara dengan datarnya.
"Kesalahan? Kesalahan seperti apa?" tanya Maria lagi.
"Kesalahan yang mengharuskan saya menikahi putri anda, Nyonya,'' balas Altran datar.
"Si bodoh ini berbicara apa? Mereka pasti berpikiran lain Al,'' batin Lio.
''Naura!'' teriak Maria.
Naura yang sedari tadi terdiam, tidak mempercayai apa yang terjadi dan bahkan ada Altran di hadapannya dia menoleh ke arah ibunya, yang saat ini tengah menatapnya dengan tajam. Dia hanya mengangkat sebelah alisnya menanggapi ibunya yang menatap tajam ke arahnya.
''Anak bodoh ini! Apa yang mau kamu jelaskan hah?! Menikah dan punya suami, bahkan kamu tinggal dengannya hingga terjadi kesalahan yang mengharuskannya untuk menikahimu, kecelakaan seperti apa yang mengharuskan pernikahan sebagai gantinya hah!'' teriak Maria.
''Itu Mah, aku ...."
"Sudah jangan di bahas lagi! Mana bukti pernikahan kalian?" sela Juan menatap Altran.
Altran memang sudah menduga hal ini akan terjadi, maka dari itu dia membawa surat pernikahan mereka selalu di berkasnya. Dia mengeluarkan dua buku pernikahan dirinya dengan Naura. Dan menunjukannya pada Juan dan Maria.
Naura tertegun melihat Altran yang sudah mempersiapakannya dan bahkan dia berakting dengan sangat baik. Dia tidak menyangka jika Altran akan setenang itu membubarkan pesta dan menenangkan kedua orang tuanya yang hampir saja meratakan semua tempat.
Juan terdiam dan melihat bujkti pernikahan putrinya dan juga maria yang tersenyum tipis mendapati putrinya yang kini tengah menikahi seorang pria yang benar-benar bertanggung jawab untuk memperbaiki kesalahannya yang membuat Naura beberapa hari ini diam.
Naura mencurigai Altran yang bersikap setenang itu dan membiarkannya untuk tetap seperti apa yang tengah di rencanakannya saat ini. Naura hanya menatap Altran tanpa henti dengan ketajamannya yang hanya Altran yang tahu apa yang saat ini akan dilakukan oleh gadis itu padanya.
''Kalau begitu, dalam satu minggu ataupun lebih, kalian tinggal di rumah ini, untuk membuktikan kalau kalian memang benar ada hubungan suami istri yang semestinya!'' tegas Maria.
Naura terkejut begitupun dengan Lio yang mengkhawatirkan sahabatnya yang justru masih bersikap setenang itu, bahkan Altran mengangguk menanggapi ucapan Maria.
Juan menyetujui semuanya atas permintaan Maria yang mengatakan hal itu dan benar saja, Maria hanya tidak ingin jika mereka terjebak sesuatu hingga mengharuskan mereka untuk menikah, Maria tidak ingin jika putrinya mengalami hal yang sama hingga membuatnya menderita seperti apa yang di alami oleh Maria.
Juan menyadari kekhawatiran Maria, dan dia mnyetujui keputusan Maria yang mengharuskan mereka untuk tinggal disana bersama dan menilai kebersamaan mereka.
Namun di luar dugaan, Altran menyetujui permintaannya dengan tenang bersedia untuk tinggal di rumah Permana untuk sementara saja. Naura yang tidak percaya akan hal ini semakin curiga ada Altran dan menatap tajam ke arahnya.