Pras hari ini sengaja datang ke Pabrik untuk mengecek keadaan Pabrik juga keadaan di perkebunan. Setelah sampai di sana, Pras mengernyitkan dahi karena mesin – mesin untuk produksi tampak sudah usang. Padahal seingat Pras tahun lalu mereka mengajukan proposal untuk pembelian mesin baru dan langsung di setujui oleh Pras. Pras pun mengalihkan pandangan; menatap Pria berperut buncit di sampingnya, “Saya masih ingat jika tahun lalu kalian mengajukan proposal buat beli mesin baru.” Terang Pras pada Sapto. Melihat Sapto yang tampak salah tingkah, membuat Pras mengernyitkan dahi penasaran. “Jujur pada saya. Mana mesin baru itu?” “Ngg—anu Pak. Haryo, dia—“ “Menjual mesin baru itu kan?” Lanjut Pras tak sabaran. Sapto menundukkan kepala lalu mengangguk. “Kenapa kamu tidak melaporkan ke pusat?