46. Sinyal Mulai Tampak

1831 Words

“Jadi dia, Fen, yang bikin kamu melawan Ibu selama bertahun-tahun?” Pertanyaan itu membuatku refleks menelan ludah. Aku langsung berdiri, lalu mengangguk. Lidahku rasanya kelu. Ini terlalu mendadak dan mengangetkan. Sampai-sampai, aku tidak tahu harus bagaimana dalam bersikap. “Ibu jangan nakutin Sisil,” balas Mas Fendi yang membuatku menoleh. Nadanya terdengar santai. Padahal, barusan dia juga sempat kaget sepertiku. “Siapa yang mau nakutin?” Aku tersentak ketika lenganku di sentuh pelan. “Siapa namanya?” “S-saya Sisil, Tante.” “Oh, iya. Beneran Sisil ternyata.” Beneran Sisil? Beliau ini sedang memastikan atau bagaimana? Ibu Mas Fendi mengulurkan tangan, membuatku langsung menyambut cepat-cepat. Kami pun berjabat tangan selama beberapa detik. Dengan Ayah Mas Fendi, aku hanya mengan

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD