23. Cerita Putra

2015 Words

“Kalau kamu betulan suka, saya mulai berpikir kalau anakmu nanti memang harus ada nama Dhananjaya di belakangnya. Gimana?” Aku terdiam, mataku mengerjap. Butuh waktu beberapa detik sampai aku benar-benar bisa mencerna kalimat yang Mas Fendi ucapkan. Setelah paham, aku mengambil minumanku, lalu menyeruputnya pelan. Kenapa tiba-tiba bahas anak? “Kamu lucu juga kalau sedang salah tingkah, Sil.” “Saya bukannya salah tingkah. Saya justru lagi mikir kalau ngomongin anak itu terlalu jauh. Soalnya, masih banyak hal tentang Mas Fendi yang belum saya ketahui sama sekali.” “Baiklah, saya kasih tahu kamu pelan-pelan. Kalau too much information dalam satu waktu, itu enggak baik.” Aku mengangguk setuju. “Iya, oke. Sebenarnya tadi saya cuma ngerasa enggak adil aja, sih.” “Enggak adilnya gimana?”

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD