Batari memohon pada Hans untuk berhenti tapi pria tua itu terus menghujamnya dari belakang. Air mata Batari tak cukup membuatnya iba. Batari sudah lelah mengikuti nafsunya yang menggebu-gebu. "Ahhh Batari.. kamu sungguh sangat nikmat, " desah Hans sambil menarik rambut Batari hingga wajahnya mendongak ke atas. "Opa ampun opa sakit hiks hiks hiks, " Batari mengigit bibirnya merasakan perih di rambutnya. Sampai akhirnya Hans mempercepat tempo hujamannya dan memuntahkan benih-benihnya ke dalam rahim Batari, tidak peduli jika Batari akan hamil nantinya karena Hans yakin Batari tidak akan hamil semudah itu. Dia dan Ambar sudah bertahun-tahun menikah tapi sampai saat ini belum dikaruniai anak. Hans dan Ambar sudah konsultasi ke dokter tapi dokter mengatakan Hans mandul. Jadi dia tidak khawat