“Terima kasih!” Ryan kemudian berbalik pergi meninggalkan apartemen Karin. Dengan langkah cepat dan tatapan yang seakan siap membunuh siapa saja yang menghalangi langkahnya. Begitu sudah berada di luar gedung apartemen Karin dilihatnya mobil pribadinya sudah terparkir di trotoar. Ia memang tadi menghubungi sopir pribadinya untuk menjemputnya. Ryan masuk mobilnya, ia memerintahkan kepada sopirnya menuju apartemen Luke. ‘Awas saja, kalau aku menemukan Karin di sana!’ batin Ryan. Tak berapa lama kemudian Ryan sudah berdiri di depan pintu apartemen Luke. Dengan tak sabaran dipencetnya bel pintu apartemen Luke berulangkali. Pintu pun dibuka oleh Luke yang terlihat sepertinya baru saja bangun tidur. “Mau …” Belum sempat Luke menyelesaikan ucapannya Ryan langsung saja menampar wajahnya.