Hari berikutnya, berbeda dengan wanita lainnya yang akan tampil glamor atau elegan jika ingin bertemu dengan seseorang untuk pertama kalinya, Alona malah tampil sederhana dengan dress yang simpel, polesan make up tipis dan rambut yang dibiarkan tergerai membuat penampilannya minimalis tapi manis, tas selempang kecil dan flat shoes, dia berusaha tampil apa adanya tidak mau glamor, ini apa adanya dia, simpel yang penting dia nyaman memakainya.
Tiba dilokasi kemarin dia fashion show, alona melihat sekeliling banyak orang wara wiri disana. karena dia tidak memgenali siapa pria tersebut dia lebih memilih duduk dibangku taman yang tersedia disana, biarkan Pria itu yang menghampirinya toh dia yang kenal pada Alona pikirnya.
Alona menunggu sambil memainkan ponselnya, dia membuka aplikasi n****+ online yang sedang booming, banyak cerita disana yang dapat menginspirasi dirinya. Belum selesai dia membaca satu cerita tiba-tiba seorang pria dengan pakaian casualnya duduk disebelah Alona, dan dia hanya tersenyum melihat pria itu lalu melanjutkan membaca n****+.
"Coba kamu cari disana yang judulnya Annyeong Haseyo Oppa! Cerita itu bagus, aku sudah membacanya," pria itu berbicara pada Alona
"Apa saya mengenal anda?" Tanya alona, pria tersebut hanya tersenyum lalu menyodorkan satu buket bunga mawar putih yang sama percis dengan buket bunga kemarin. Otomatis kening Alona mengkerut,
"Kamu?" Alona sadar bahwa itu bunga yang mirip dengan bunga yang kemarin.
"Iya aku ... aku yang mengirim kamu bunga yang sama" jawab pria itu, alona memandangi pria itu tanpa berkedip sedikit pun. Sampai pria itu melambai didepan wajahnya baru alona tersadar dari lamunannya.
"Hei ... ada apa sama kamu?kamu melamun atau mengagumi wajahku yang ganteng?" goda pria itu.
"Ohh sorry ... saya merasa tidak asing dengan wajah anda," wajah Alona merona karena malu
"Hahahaha yah jelaslah tidak asing, kita itu dulu pernah bersama, kamu pasti lupa sama aku,"
"Kamu? aku? bersama? kapan?" Alona bingung sendiri, membuat pria itu tertawa geli lalu mencubit ujung hidung Alona yang mancung itu, membuat Alona mengingat seseorang dimasa lalunya yang hobinya mencubit ujung hidung Alona dengan gemas.
"Bi-Bintang?" Tanya Alona gugup, pria itu menganggukan kepalanya membenarkan apa yang Alona tebak,
"Iya ini aku Bintang ... Bintang Budiman ... Bintangnya kamu," jawab Bintang membuat pipi Alona merona karena Bintang mengingat masa lalunya.
"Bagaimana bisa?koq kamu ada disini?" Tanya Alona
"Bisa dong ... aku turun dari langit khusus menemui dirimu AL,"
"Ooo iya itu bener kamu, orang yang suka ngegombalin anak-anak perempuan disekolahan sampai perempuan satu sekolah klepek-klepek sama kamu, terkecuali aku, ga mempan!" Alona tertawa lepas setelah dia menggoda Bintang
"Iiihhh yang di inget yang negatifnya, itu dulu ... sekarang aku hanya ngegombalin satu wanita yang ada di hadapanku sekarang"
"Hahaha masih ajah usaha," Alona memberikan satu pukulan dilengan Bintang.
"Awww ... sakit AL," ucap Bintang dia mengusap lengannya, sebenarnya tidak sakit dia hanya suka menggoda Alona saja. Mereka tertawa bersama.
~~~
Bintang mengajak Alona makan malam direstauran yang tidak formil karena pakaian mereka yang kelewat santai tidak mungkin mereka masuk kedalam restaurant itu.
Mereka hanya makan malam di restauran yang ada di sepanjang pinggir jalan Paris,
"Jadi bagaimana ceritanya setelah lulus SMP kamu kemana?" Tanya Alona sambil menyantap makanan yang dipesannya.
"Aku masuk STM tapi hanya setahun, lalu orang tuaku pindah dinas di Paris ini, dan disini aku sejak STM,"
"Ooo pantes aku gak pernah denger kabar kamu lagi,"
"Oooo jadi kamu cari-cari aku?" goda Bintang
"Yeeeyyy pede sekali anda!"
"Hahaha iya kamu tadi bilang kalau tidak mendengar berita aku berarti kamu berharap dong?"
"Gak gitu juga, Bin."
"Lalu apa?"
"Sudahlah ... ganti topik!" Alona kesal digoda terus,
"Hahaha, kamu tuh ga berubah dari dulu,"
"Jadi setelah aku di Paris aku tuh benar-benar lost contact sama Teman-teman di Indonesia, kamu tau aku ga pernah minta nomer ponsel mereka, aku ga pernah main sosmed dan gak tau sosmed mereka, aku fokus sekolah dan mulai berkarier menjadi model sejak STM, karena aku ganteng banyak yang mau memakai aku menjadi bintang iklan, sampai saat ini aku masih jadi model," Bintang memberikan penjelasan pada Alona
"Lalu kemarin itu?kenapa gak langsung tegur aku? pakai acara kirim buket bunga segala,"
"Aku mau kasih kamu surprise," Bintang mengangkat kedua bahunya.
"Basi ..."
"Hahaha ... dia mah begitu gak pernah mempan kalau aku berbuat sesuatu yang romantis,"
"Karena aku bukan seperti wanita diluar sana yang langsung klepek-klepek sama kamu," jawab Alona dibibir saja, padahal hatinya sudah berbunga-bunga dapat perlakuan seperti itu dari Bintang, kalau ada alat pendeteksi jantung mungkin sudah meledak karena detak jantung Alona itu sudah tidak beraturan
"Itu dia yang bikin aku gemas sama kamu AL," lagi-lagi Bintang mencubit ujung hidung Alona
"Kamu tinggal dimana sekarang?"tanya alona
"Orang tuaku bercerai dan aku memilih untuk tinggal berpisah dari keduanya dari pada disuruh memilih diantara mereka, aku tinggal di apartemen bersama asistenku dan managerku," jelas Bintang. "Bagaimana dengan kamu? dari tadi aku terus yang bercerita,"
"Tidak ada yang spesial, lulus smp aku meneruskan ke SMK tatabusana lalu aku kuliah disini,"
"Pacar?"
"Maksud kamu apa Bintang?"
"Pacar kamu tinggalkan di Indonesia?" Bintang kepo, dira hanya tersenyum mendengar pertanyaan Bintang
"Aku gak punya pacar sejak SMK," jawab Alona
"Ooo brarti kamu meninggalkan pacar kamu sejak SMP?sungguh teganya ..." goda Bintang, Alona hanya geleng-geleng dia tau kalau Bintang menggodanya 'bukan aku yang meninggalkannya tapi dia yang meninggalkan aku' jawab Alona dalam hatinya
"Kamu yang pergi meninggalkan aku setelah lulus SMP," Alona menggoda bintang, tapi justru bintang menjadi tersedak mendengan menuturan dari Alona, muka Bintang menjadi merah seperti kepiting rebus karena tersedak, Alona membantu menepuk-nepuk punggung Bintang dan memberikan dia air putih.
"Makanya kalau makan pelan-pelan, Bin ..." ucap Alona sambil menepuk-nepuk punggung Bintang,
Uhuk!uhuk! ... Bintang menepuk-nepuk dadanya juga ... setelah sudah tenang dan membaik, dia menatap mata Alona mencari kebenaran kata-kata yang dia dengar tadi.
Setelah mereka selesai makan, Bintang mengantar alona pulang keapartemennya, didalam mobil mereka hanya diam, tidak ada yang mengeluarkan suara. Kenapa menjadi canggung seperti ini batin Alona.
Tiba di apartemen Alona, bintang memarkirkan mobilnya, dia membukakan sabuk pengaman yang Alona kenakan, jarak mereka sungguh sangat dekat sampai Alona dapat mencium aroma mint dari nafas Bintang.
"Benarkah?" Akhirnya keheningan itu pecah saat Bintang bertanya tepat didepan wajah Alona.
"Apanya?"
"Yang tadi kamu bilang?"
"Iya benarlah ... kalau makan pelan-pelan,"
"Ck! Bukan itu Alona, sebelumnya."
"Yang mana?" Alona pura-pura lupa, padahal dia tau apa yang Bintang maksud.
"Kamu bilang aku yang pergi meninggalkan kamu," Bintang memperjelas ucapan Alona
"Emang aku ngomong gitu?"
"Iya," jawab Bintang, lalu dia mencium bibir Alona yang sexy itu tidak lama lalu melepasnya menunggu reaksi Alona, tapi dia diam saja tidak menolaknya atau menampar Bintang karena sudah berbuat tidak sopan nyosor bibirnya.
"Sekarang aku tidak akan meninggalkanmu," bisik Bintang lalu dia menarik tengkuk Alona dan kembali melumat bibir Alona dengan lembut, lama mereka saling melumat dan bertukar saliva, lidah mereka saling bertautan didalam sana, entah sejak kapan tangan Alona sudah melingkat dileher Bintang, sampai mereka kehabisan nafas dan melepas ciuman mereka.