Godaan Hanin

952 Words
“Tawaran ini sama sekali gak bakal rugiin kamu loh, bahkan kamu dapat banyak keuntungan. Apalagi yang kamu pikirin?” Hanin kesal melihat Attar yang masih saja berpikir bahkan di saat ia telah menjatuhkan harga dirinya. Sebenarnya kenapa pria itu tak langsung menerima tawarannya? Dilihat dari segi manapun, Attar jelas mendapat banyak keuntungan dari tawaran ini. “Aku bakal buat surat kontrak. Kamu gak bakal terlibat masalah apapun yang berkaitan dengan anak itu nantinya di masa depan. Aku juga bakal kasih kamu bonus uang 1 miliar kalau aku berhasil hamil,” bujuk Hanin lagi, tak mau menyerah. Uang dan tubuhnya. Apa itu tidak cukup membuat Attar menyetujuinya? “Masih banyak jalan lain yang bisa Anda dan Tuan Dikta lakukan, Nyonya. Jangan seperti ini,” ucap Attar, secara tak langsung menolak tawaran Hanin. Namun Hanin tak mau menyerah. Ia bahkan semakin berani dan menurunkan tali lengan gaun tidurnya hingga memperjelas belahan kedua gunung surgawinya. “Kamu yakin gak pengen?” goda Hanin. Ia menggenggam tangan Attar, membawa dan menuntun tangan Attar untuk menyentuh miliknya. “Kamu yakin gak mau rasain yang lebih dari ini?” goda Hanin. Attar bisa merasakan kedua aset milik Nyonya-nya yang selama ini hanya ada dalam bayangannya. Namun dengan cepat Attar menyadarkan dirinya dan menarik kembali tangannya, ia memalingkan wajah, lalu menghela napas panjang. Sejenak Attar terdiam menenangkan diri, sementara Hanin tampak terkejut dengan penolakan tegas Attar atas tubuhnya. Attar kemudian menatap Hanin kembali, ia membenarkan letak lengan gaun tidur Nyonya. “Jangan merendahkan diri Anda seperti ini, Nyonya. Anda jauh lebih berharga dari hanya sebatas penghasil keturunan,” nasihat Attar. Detik itu juga air mata Hanin terjatuh, ia terisak kecil dan tubuhnya bergetar. Ia menangkap wajahnya dengan kedua tangan. “A-aku … aku gak tahu lagi harus bagaimana … Attar. Aku buntu. Aku kehabisan jalan. Aku terdesak. Tolong,” racau Hanin di tengah isakannya. Hanin telah benar-benar frustrasi karena ancaman Dikta yang semakin membuatnya tertekan. Harga diri dan rasa malunya telah hilang sejak dia menawarkan tubuhnya sendiri pada Attar, pengawal pribadinya. Hidupnya berada di ujung tanduk, Hanin rela melakukan apa saja asal bisa menyenangkan Dikta. Ia tak peduli sekalipun Attar akan menganggapnya sebagai w*************a. “Tolong … tolong aku Attar. Hanya kamu yang bisa aku mintai tolong. Aku … aku hanya rela tubuhnya disentuh sama kamu,” ucap Hanin memohon, ia menatap penuh harap pada Attar dengan wajah yang dipenuhi air mata. “Hanya kamu yang bisa aku percaya di dunia yang kejam ini.” Namun Attar tetap menggeleng. “Saya tidak bisa, Nyonya. Saya bisa membantu Anda untuk segala hal, kecuali yang satu ini.” “Tapi … kenapa? Bukannya kamu juga suka sama aku?” Hanin tak habis pikir, jelas-jelas Attar menyukainya. Pria normal manapun pasti tidak akan menolak tidur dengannya. “Saya memang menyukai Anda Nyonya,” aku Attar jujur. “Tapi saya tidak ingin menciptakan kehidupan yang buruk bagi anak lain.” Hanin terdiam, mencoba mencerna maksud ucapan pengawalnya. “Saya dan Anda sendiri tahu bagaimana rasanya menjadi anak yang tumbuh tanpa kasih sayang, Nyonya. Jadi saya harap Anda tidak lagi berpikir untuk menciptakan duplikat yang bernasib sama seperti kita,” tambah Attar. “Saya permisi pergi dulu, Nyonya. Anda bisa memanggil saya jika membutuhkan sesuatu,” pamitnya. Attar segera melenggang keluar, lagi-lagi Hanin selalu membuatnya kehilangan akal. Jika saja dia tak memiliki pengendalian diri yang baik, Attar yakin jika dia pasti telah terjerumus dalam hal bodoh. Berkali-kali Attar menghela napas panjang. Mengusap wajahnya kasar, bagaimana pun dia tak bisa menghilangkan peristiwa barusan dari kepalanya. Apalagi tangannya yang … “Argh! Jangan menjadi lelaki m***m, Attar!” peringat Attar pada dirinya sendiri. Sementara itu Hanin terduduk melamun di kamar, ucapan Attar terus saja terngiang-ngiang di kepalanya. Apalagi saat pria itu mengatakan bahwa dia lebih berharga dari sebatas mesin penghasil keturunan. Ada perasaan hangat di hati Hanin. Ia tak pernah merasa seberharga itu. Selama ini Hanin hanya dimanfaatkan untuk kepentingan pribadi ayahnya dan juga suaminya. Dia tak pernah diberi kesempatan untuk memilih takdirnya sendiri. Seolah Hanin tidak dilahirkan untuk itu. Hanin masih mengingat saat ia baru saja lulus kuliah, ayahnya memanggil Hanin dan mengumumkan perjodohannya dengan Dikta secara tiba-tiba. Saat itu Hanin marah, dia masih memiliki banyak mimpi yang ingin dia kejar. Dia ingin bekerja dan menjadi wanita karir seperti impiannya. Ia sempat bertanya kepada ayahnya. “Kenapa Ayah gak pernah mau dengar Anin? Kenapa Ayah selalu egois dan putusin semuanya sendiri?!” Ayah Hanin menjadi sangat marah, dia bahkan menggebrak meja kerjanya dan membuat Hanin gemetar ketakutan. “Kamu kira kamu siapa?! Kamu cuma anak dari istri kedua, kamu penyebab ibumu meninggal! Masih untung aku mau merawat dan membesarkanmu!” ucap ayahnya saat itu dengan sangat pedas. “Ingat Hanin, kamu gak pernah punya hak untuk memilih di rumah ini.” “Jadilah bermanfaat di rumah ini. Setidaknya kamu harus cukup berharga untuk membuktikan keputusan saya membesarkan kamu tidak sia-sia dan tidak membuat saya rugi,” ucap ayahnya lagi. Detik itu juga Hanin sadar diri, dia bukanlah dibesarkan sebagai putri keluarga Wicaksana seperti anak-anak ayahnya yang lain. Namun dia dibesarkan sebagai salah satu investasi ayahnya. Suara ketukan pintu membuyarkan lamunan Hanin, ia mengusap jejak air mata di wajahnya dan berdehem pelan. “Ada apa?” tanya Hanin saat kepala pelayan masih dengan wajah datar. “Ada yang mencari Anda di luar, Nyonya,” ucapnya sembari menunduk sopan. “Siapa?” Kening Hanin mengernyit bingung. Dia tak memiliki janji dengan siapapun, jelas dia tak akan berani karena mengingat luka di wajahnya yang belum pulih. “Tuan besar dari keluarga Wicaksana, Nyonya.” Tubuh Hanin membeku, napasnya tertahan seketika. Jelas sekali dia terkejut, sekaligus takut. Baru beberapa detik lalu ia memikirkan kenangan masa lalunya bersama orang itu. “A-ayah datang!?” gumam Hanin terkejut. **
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD