MAHLOTA ESYALLA - 6.1

2401 Words

Bagai mimpi yang merujuk pada beban dalam pikiran bisa mendengar ungkapan itu. Ella masih menyimpan baik dalam otaknya bagaimana wajah itu memberikan keyakinan, tapi bukan berarti apa yang sudah diucapkan harus dijawab atau bahkan Ella harus berkata ‘ya’. Sudah lewat sehari semenjak ucapan itu ada, Ella pun seharian ini tidak melihat James karena memang sebisa mungkin ia menjauh karena takut ucapan itu akan segera dibuktikan. “Aku harus cepat-cepat pergi!” Baru saja Ella akan mengemas buku ke dalam tas, suara langkah kaki dari sepatu pria itu terdengar. Diam, Ella hanya berjingkat ketika akan mengintip bagian celah pintu, dan ia dapat melihat jelas jika James baru saja kembali. Ella memperhatikan wajah lelah menuju kamar, kebetulan tempat istirahat James berhadapan dengan kamarnya. “Dar

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD