Rhea tidak pernah sekalipun berpikir bahwa ia akan secepat ini memiliki perasaan lagi terhadap seorang pria, Aga lebih tepatnya. Ia tidak lagi merasa asing saat berada dalam ruangan yang sama dengan Aga, bahkan membiarkan pria itu masuk ke dalam kamar pribadinya di rumahnya sendiri. Seperti saat ini, Aga mengikuti masuk ke dalam kamar dan berbaring di atas kasurnya seolah pria itu berada di rumahnya sendiri. Sementara ia sendiri berada di balik meja kerjanya di dekat jendela, tenggelam dalam pekerjaannya meski sesekali benaknya masih memikirkan tentang Aga. “Apa yang kamu kerjakan?” Rhea menoleh kaget, sejak kapan Aga sudah berada di sampingnya? “Evan?” gumam Aga saat membaca nama yang tertulis pada lembar assignment yang sedang diperiksa Rhea. “