Namira masih menatap Arsen dari samping, sedangkan pria itu sengaja menatap lurus ke depan. Tapi, lama kelamaan Arsen merasa tidak nyaman sendiri apabila diperhatikan oleh seseorang yang terus menerus ia pikirkan dari tadi. Akhirnya Arsen menoleh ke samping, saat itu juga kedua pasang mata mereka saling bertubrukan. Beberapa saat keduanya saling memandang, dan Arsen kalah lebih dulu dengan mengalihkan pembicaraan. "Kenapa kamu menatapku seperti itu, apa ada yang salah dengan wajahku?'' tanya Arsen, tidak bisa membendung rasa ingin tahunya. Namira sendiri juga tidak tahu, kenapa ia bisa melakukan hal seberani itu saat menatap wajah Arsen. Padahal selama ini, jangankan menatap wajah seorang pria. Membayangkan sedekat ini, dengan seorang pria pun ia tidak pernah. "Ti--tidak ada ...." "
Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books