judul WANITA

judul WANITA

book_age12+
0
FOLLOW
1K
READ
drama
serious
like
intro-logo
Blurb

tidak ada satu pun manusia yang akan selalu mengalah jika terus-menerus di hina!

sudah cukup rasanya aku mengalah selama ini! kini saatnya aku bertindak.

chap-preview
Free preview
Amara adalah seorang istri juga menantu di keluarga Abi Thalib yang terkenal sombong. entah apa yang mereka sombongan?!
"apa kerjaan Mas Fajri sekarang, Bulek?" "ya, biasalah. cuma jadi kuli bangunan!" "oh...! kalau istrinya?" "istrinya? ya jelas cuma bisa makan tidur terus ngabisin duit Fajri!" Deg. Dada Amara seperti mau lompat dari sarangnya. Bagai mana tidak? selama ini Amara taunya mertuanya sangat baik serta perhatian. "Assalamualaikum...!" Amara sengaja mengucapkan salam lebih kuat dari biasanya, agar mereka yang sedang membahas dirinya tau kalau Amara saat ini berada di depan pintu utama rumah minimalis itu. "Wa-waalaikum salam...! Eh, Amara! da-dari mana?" jawab ibu salah tingkah, mungkin dia takut kalau Amara mendengar obrolan mereka. "Dari tadi." jawab Amara sengaja mancing kekakuan sang ibu mertua. "Maksudnya dari tadi mau kesini, Bu...! Hai, ada Gadis rupanya?" "Iya, kak. ini juga udah mau pulang." jawab gadis sok manis. "loh kok, buru-buru? Emang udah lama? dari mana tadi?" tanya Amara beruntun. "Enggak kok, baru. aku abis dari toko kosmetik di depan sana. sekalian aja mampir." jawabnya sambil memaikan ujung hijab yang dikenakannya. "Ya udah, Bulek. aku pulang dulu ya? assalamualaikum!" dengan sigap gadis berlalu pergi setelah mencium tangan ibu juga tanganku. Gadis adalah mantan kekasih Fajri, yang sampai saat ini belum bisa move on. entah apa yang membuat gadis begitu tergila-gila akan pesona Fajri? setelah gadis pergi, Amara pun beranjak pergi. Amara jadi enggan ber-manis-manis pada ibu mertuanya, setelah Amara tau watak yang ibu mertuanya. di lain waktu, tanpa sengaja Amara kembali mendengar cuitan pedas sang mertua yang pandai bermuka dua itu. "Istri Fajri itu gak pernah sekalipun bantu keuangan suami! bisanya cuma rebahan sambil maina ponsel!" "Diakan lagi hamil, Mbak yu... lagi pula, dia mau kerja apa? Jaman sekarang tu gak ada istri yang di bolehin suaminya bekerja. lagi pula Fajri masih sanggup menafkahi istrinya." jawab bu Ningrum tetangga ibu mertua Amara. Entah tulus, entah karna Bu Ningrum sudah tau Amara berada disana' saat ini makanya dia berbicara sebijak itu. "Aku emang pemalas, kok Bu Ning." ujar Amara . Amara memang bukan orang yang bisa terlalu lama memendam kekesalannya. selama ini Amara masih bisa tahan karna Dia masih menghargai ibu mertuanya. Tapi, sepertinya untuk kali ini Amara sudah tidak lagi bisa menahan mulutnya untuk mengeluarkan semburan kata-kata pedas agar ibu mertunya tidak semena-mena. "Amara..." ujar ibu mertua Amara terkejut karena kehadiran Amara secara tiba-tiba. "Iya Bu. ini Amara istri dari anak ibu yang bernama Fajri! istri yang kata ibu cuma bisa makan, tidur ngabisin uang suami. Istri yang yang gak pernah mau bantuin suami cari nafkah! Istri yang bisanya cuma rebahan sambil mainin ponsel! "A-apa maksud kamu? Ibu gak pernah bilang gitu, ibu tu cuma bercanda." jawab Bu Rani mencoba membela dirinya. "Oh, bercanda? Yakin ibu hanya bercanda? tapi sepertinya Ibu serius dalam bercanda, ya?" "Emmm, Bu Rani, Amara saya permisi dulu ya?" Sela Bu Ningrum. mungkin Bu Ningrum tak enak jika terus mendengar perdebatan antara Amara dan mertuanya. "Sebentar, Bu Ning. Bu Ning gak mau jadi saksi keseruan bercandaan antara aku dan ibu mertuaku?" Ujar Amara sambil mengangkat melebarkan senyumnya. "Ibu lagi repot, Ra. di rumah banyak kerjaan." "Oh gitu...? ya udah deh, Bu. Gak baik juga bercandaan sambil ngomongin orang di belakang. Apa lagi ngurusin rumah tangga orang lain, toh mereka gak nyusahin kita. iya kan, Bu?" Seloroh Amara tegas, meski tak menghapus senyum mencibir. Amara sengaja berkata demikian, agar ibu mertuanya sadar, jika selama ini Amara tak pernah sekalipun meminta apa lagi menyusahkan orang lain, apa lagi Bu Rani selaku mertuanya. meski sebenarnya wajar, jika Amara meminta apa-apa dari mertuanya itu. Selama ini Fajri sering memberikan uang kepada ibunya, walaupun penghasilan Fajri tak seberapa di bandingkan penghasilan Amara. nun Amara tak pernah lupa untuk mengingatkan suaminya untuk terus berbakti kepada ibunya. Seandainya dari dulu Amara tau kalau ibu mertuanya tidak tulus dan bermuka dua, mana Sudi Amara terus berbuat baik kepada mereka. yang Amara tau selama ini hanya adik-adik suaminya lah yang selalu jutek kepada dia. bahkan dengan terang-terangan menunjukkan jika mereka tidak menyukai dirinya. tapi itu Amara anggap hanya angin lalu, toh mertuanya masih perduli sama dia. setidaknya itulah yang Amara tau selama ini.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Tentang Cinta Kita

read
214.8K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
295.8K
bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
172.9K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
152.7K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
4.6K
bc

Ketika Istriku Berubah Dingin

read
3.7K
bc

TERNODA

read
193.4K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook