"Jangan terlalu serius menatapku. Kalau kamu jatuh cinta padaku. Aku yang susah." sindir Arga. Kembali duduk di tempatnya. Dan, mulai menyalakan mesin mobilnya. Menarik gas, melaju perlahan keluar dari parkiran apartemennya. Sementara Raisya menarik sudut bibirnya tipis. Dengan bibir sedikit mencibir pelan. "Siapa juga yang menatapmu." "Apa yang kamu katakan?" tanya Arga, melirik sekilas ke arah Raisya. "Bukan apa-apa." Raisya memalingkan wajahnya. "Bilang saja kalau lagi curi pandang padaku." Arga, tersenyum samar. "Enggak!" tegas Raisya, menatap tajam ke arah Arga. "Jangan senyum, memangnya lucu. Lagian tidak usah, mikir jika diri kamu paling tampan. Dan, jangan terlalu percaya diri." "Bukanya kenyataan?" Raisya menggertakkan giginya. Menautkan kedua alisnya menatap kesal sa