Nathan secepat mungkin pergi dari rumah tahanan itu. Dia menggendong Naura masuk ke dalam mobil. Lalu dia melajukan mobilnya menuju rumah sakit. Beberapa menit kemudian, Nathan sudah sampai di rumah sakit.
Naura segera dibawa ke ruangan pemeriksaan untuk mendapat pertolongan. Saat Naura sedang ditangani oleh dokter, Nathan menelepon seseorang.
"Halo! Kamu segera siapkan surat perjanjian nikah kontrak antara aku dan Naura. Semua aturan tertulis dan tidak tertulis, beserta uang kompensasi. Nanti aku kirim melalui e-mail," perintah Nathan pada seseorang yang dia telepon.
"Siap Tuan! Syukurlah, Anda mau menerima saran saya untuk menikah kontrak dengan Nona Naura. Saya akan siapkan surat perjanjian nikah kontrak sesuai yang Anda inginkan," jawab asisten pribadinya.
Nathan segera mematikan ponselnya, asisten pribadi Nathan segera melaksanakan perintah darinya. Dokter terlihat baru saja keluar dari ruang pemeriksaan. Nathan dengan sigap mendekati dokter lalu menanyakan keadaan Naura.
"Dokter, bagaimana keadaan Naura?" tanya Nathan.
"Pasien hanya pingsan akibat luka yang ada di tubuhnya, tapi tidak membahayakan nyawanya. Dia dirawat di rumah sakit ini beberapa hari pasti akan cepat pulih," jawab Dokter.
"Terima kasih, Dokter. Syukurlah dia selamat," ucap Nathan sangat lega mendengar keadaan Naura baik-baik saja.
Dokter sudah memindahkan Naura ke dalam kamar inap kelas VVIP. Nathan segera ke kamar inap untuk menemui Naura. Saat belum sadarkan diri, Nathan mulai mendekati Naura dan memegang tangannya. Nathan ingin memastikan kondisi Naura betulan baik.
Pria itu mulai mencium Naura di bibirnya. Saat lidah sang CEO memasuki rongga mulut Naura, tiba-tiba Naura tersadar. Matanya terbelalak karena kaget melihat Nathan menciumnya, bibir dan lidah mereka saling bertemu.
"Arghh ... tolong ada orang m***m," teriak Naura yang baru sadar.
"Naura, bisa tidak kamu jangan berteriak. Aku tidak m***m dan aku ini atasan kamu," sahut Nathan saat kepergok oleh Naura.
"Anda kenapa begini? Lepaskan saya, Tuan! Jangan memperlakukan saya seperti ini, seluruh tubuh saya sakit." Naura menangis dan merasa ketakutan pada CEO-nya yang tiba-tiba menciumnya saat dia baru sadar.
"Diamlah! Aku hanya memastikan sesuatu, kenapa kamu terlihat cantik dan sering muncul di mimpiku? Setelah kita menghabiskan malam di hotel waktu itu kamu selalu datang mengusik tidurku," jawab Nathan.
"Tolong, tinggalkan saya sendiri Pak! Anda itu menakutkan. Pacar saya saja tidak berani mencium saya tanpa izin," Naura menyuruh Nathan menjauh darinya.
'Apa yang harus aku lakukan? Kenapa Tuan Nathan yang dulunya tidak peduli denganku, tiba-tiba dia menciumku begini? Apa aku harus menikah kontrak dengan atasan yang m***m?'
Nathan melihat Naura menatap dirinya dengan ekspresi wajah ketakutan. Nathan mendekati Naura lagi. Dia berkata padanya.
"Naura, aku tidak akan mencium atau menyentuhmu. Kamu jangan takut lagi, tidurlah sekarang," bisik Nathan di telinga Naura.
"Saya tidak berpikir Anda melakukan itu, Tuan." Naura menjawab, tapi dalam hatinya tidak percaya pada Nathan sama sekali.
"Aku akan menjaga kamu dan akan menginap di rumah sakit ini demi kamu. Satu lagi, akan ada kejutan esok hari, pasti kamu menyukainya." Nathan menyuruh Naura untuk tidur karena sudah malam.
Nathan juga langsung tidur di sofa yang berada di sebelah ranjang pasien. Sementara saat ini Naura hanya diam saja, dia berusaha tidur tapi takut CEO-nya akan mencium bibirnya lagi. Dia harus terjaga dan tetap siaga. Namun, lama-kelamaan, Naura tak kuat lagi menahan kantuknya. Dia akhirnya tertidur sampai pagi.
Pagi hari sudah tiba, sekarang Naura sudah diizinkan pulang oleh dokter. Nathan yang memaksa kalau Naura harus pulang hari ini juga. Dia berpikir, wanita itu sudah terlihat baik-baik saja. Naura ditarik Nathan menuju mobil yang terparkir di basement rumah sakit karena akan mengajak sekretarisnya itu pergi ke suatu tempat.
Naura hanya menurut saja, meskipun sebenarnya dia takut. Walau bagaimanapun, hanya Nathan yang bisa membebaskannya dari penjara. Jadi, mau tidak mau, dia harus ikut. Nathan masuk ke dalam mobil bersama Naura, lalu Nathan melajukan mobilnya dengan sangat cepat hingga dalam hitungan menit dia sampai di tempat yang membuat Naura terkejut.
"Kenapa kita kesini, Tuan?" tanya Naura. Dia merasa heran kenapa Nathan membawanya ke kantor KUA (Kantor Urusan Agama).
"Turunlah! Asistenku sudah ada disana dan sedang menunggu kita," jawab Nathan dengan singkat lalu dia menarik paksa Naura hingga turun dari mobil dan mengikuti Nathan masuk ke dalam sebuah ruangan.
Naura dan Nathan melihat sudah ada beberapa orang yang hadir. Naura langsung di suruh oleh Nathan mengganti bajunya dengan baju pengantin. Mereka akan menikah dadakan hari ini juga.
"Naura, cepatlah! Kamu saat ini harus mengenakan gaun pengantin. Kita akan menikah hari ini juga," titah Nathan.
"Apa? Kita akan menikah sekarang, Tuan? Ini terlalu mendadak. Anda yakin kita akan menikah saat ini juga?" tanya Naura yang begitu kaget.
"Cepatlah! Jangan banyak tanya, jika kamu mau bebas dari penjara menikahlah denganku," jawab Nathan.
Naura dan Nathan pergi ke kamar mandi yang berbeda dan mereka berganti baju. Naura hanya mengganti baju pengantin pemberian Nathan. Baju pengantin itu sepertinya hanya baju pengantin bekas, tapi tampak masih terawat. Mereka sudah siap berfoto untuk buku nikah. Dan saat itu juga mereka melaksanakan ijab qobul.
"Apa pengantin pria sudah siap?" tanya penghulu.
"Sudah siap," jawab Nathan dengan mantap.
"Ayo kita mulai! Jabat tangan saya. Saya nikahkan Nathan Dirgantara dengan Naura Angelica dengan seperangkat alat sholat dan mahar uang sebesar 5 juta rupiah dibayar secara tunai," ucap penghulu.
"Saya terima nikahnya Naura Angelica dengan seperangkat alat sholat dan mahar yang disebutkan tersebut secara tunai," jawab Nathan.
Naura dan Nathan sudah resmi menikah secara sah. Mereka berdua menandatangani buku nikah dan menerima buku nikah saat itu juga. Mereka langsung berfoto bersama sebagai bukti mereka sudah menikah. Setelah itu, mereka segera pulang. Kemudian Nathan mengajak Naura masuk mobil.
Naura menangis saat dia baru saja masuk mobil, dia mengingat semua kemalangan yang dia lalui selama beberapa bulan ini. Dia sedih karena dia tidak pernah menginginkan pernikahan yang seperti ini. Menikah tanpa cinta, apalagi pernikahan ini hanya perjanjian kontrak untuk membebaskan dirinya dari penjara. Semuanya telah hancur bagi Naura hanya tersisa rasa malu saja.
"Kamu kenapa sedih saat kita baru saja menikah? Apa kamu menyesal dengan pernikahan ini?" tanya Nathan saat melihat Naura menangis.
"Tuan, saya tidak menyangka harus menikah secepat ini. Ini bukan pernikahan yang saya impikan, semuanya sudah hancur. Anda bukan pria yang saya cintai," jawab Naura.
"Diamlah! Jangan menangis! Terima saja pernikahan ini, lihat aku sekarang!" Nathan mencium paksa Naura, lalu dia memeluk tubuh Naura yang masih memakai gaun pengantin.
***