Tangan itu mengusap pelan perut datar Senora. Si pemilik tubuh pun tak bisa mengelak apalagi memberontak. Ia pasrah tubuhnya di sentuh laki-laki yang bukan suaminya. Hah, lagi pula Senora tidak bisa munafik. Berkat usapan itu perutnya jadi rilex dan rasa sakitnya berkurang. Lalu, bukankah mereka sudah melakukan lebih jauh dari sekedar mengusap perut? "Bagaimana sekarang? Sudah baikan?" tanya Agares. "Humm. Ku pikir sudah." Senora menatap nanar gaunnya. Sebelum berangkat kemari ia sudah memilih pakaian paling sopan dan elegan demi bertemu pemimpim negeri. Tapi sekarang? Lihatlah! Pakaian itu sudah tak menyerupai pakaian lagi. Ulah siapa kalau bukan Putra Mahkota yang terhormat ini?! "Sekarang... bagaimana aku menjelaskan ini pada Rion?" gumam Senora lesu. "Tidak perlu dijelaskan. Bi