15. Jogja

1354 Words

                Pagi ini aku sarapan di luar, meski ibu di rumah sudah masak. Pasalnya, aku tidak enak kalau menolak ajakan Mas Rifqi untuk sarapan bersama. Dia sudah baik mengantarkanku pulang, masa iya aku menolak untuk menemaninya beli sarapan?                 Mas Rifqi bilang, dia ingin sarapan soto, jadi aku ajak dia ke soto langganan keluargaku yang memang letaknya tidak terlalu jauh dari rumah. “Mangkoknya lucu, Na.” Mas Rifqi berkomentar begitu penjual sudah membawakan dua mangkuk soto di hadapan kami. “Iya, unik, kaya mangkuk-mangkuk di Jepang,” sahutku sambil meraih mangkuk soto agar lebih dekat. “Apa kenyang ya, segini? Saya lapar sekali.” “Nanti nambah aja, Mas, kalau kurang. Saya kadang kalau lagi lapar banget bisa beli dua, tapi seringnya satu, sih. Kecil-kecil gini,

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD