13. Pamitan

1503 Words

“Na, dipanggil ke ruangan Mas Rifqi, tuh!” Venti yang baru datang dari luar, langsung menghampri mejaku dan menaruh satu bendel laporan mingguan. “Sama titip ini. Tadi gue lupa.” “Iya, Ven. Taruh aja di meja.” “Oke. Makasih, Na.” “Sama-sama.” Aku merapikan laporanku, lalu menyatukannya dengan milik Venti, sebelum akhirnya berdiri dan mengedarkan pandangan ke penjuru ruangan. “Ada yang mau nitip lagi nggak, nih? Aku mau ke ruangan Mas Rifqi.” “Aku, Na. Sepuluh detik, tunggu!” Tika di sudut ruangan tampaknya masih menyusun laporannya. Sejak beberapa menit yang lalu, dia terus berdiri di depan mesin fotokopian. Setelah selesai, dia segera menghampiriku, lalu menaruh laporannya di paling atas. “Punyaku dua, sama yang minggu lalu.” “Ya. Udah, ini? Nggak ada lagi?” Karena tida

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD