"Hamas! Hamas! Siap-siap! Kita harus berangkat sebentar lagi!" teriak Mamanya dari lantai bawah. Dan Hamas langsung menghempas pintu ketika membukanya. Kegaduhan itu membuat kedua orangtuanya kaget dan langsung menoleh ke arah pintu kamar yang terbuka itu. Hamas keluar dari sana dengan langkah besar-besar. Sudah sejak beberapa hari ini ia menahan diri juga menahan emosinya. "Hamas! Hamas!" Mamanya panik karena anak lelakinya malah berjalan menuju pintu. Namun dengan dramatis, Hamas menoleh usai membuka pintu rumah itu lebar-lebar. "Hamas tidak akan pergi!" Ia sudah memberi keputusan bulat. "Hamas, bersabarlah." Mamanya sudah mengemis. "Sampai kapan?" tanya Hamas dengan nada marah. "Mama akan terus meminta Hamas melakukan dosa ini? Pertunangan? Hahaha!" Ia sudah benar-benar m