Esok paginya ketika Alston berpergian mengurus bisnisnya, karene bete jeslyn berjalan-jalan menyusuri pantai dan menuju kerumah pengurus Villa serta pulau Ini. Kebetulan ada anak gadis seusianya yaitu anak dari Pengurus villa siapatau saja mau menemaninya keliling di sekitaran Pantai ini.
Sampai di Villa. Werly menyambut Kehadiran Jeslyn.
"Ada apa nona? Apa anda membutuhkan sesuatu?"
"Oh tidak, aku hanya berjalan jalan sebentar, tapi kalau bisa jangan terlalu formal padaku, kita kayaknya seumuran jadi tak apa-apa memanggilku Jeslyn saja"
"Baiklah, silahkan duduk, aku akan membuatkan minum"
"Maaf merepotkanmu"
"Tidak apa apa, kebetulan ayahku ikut dengan Ka Alston, Jadi aku hari ini menjaga Kedai ini, Minumlah"
Setelah selesai membuat minuman Werly menyuguhkannya pada Jeslyn.
"Pantai disini memang sejuk ya Wer?" Ujar Jeslyn.
"Iya, aku juga senang bisa tinggal di dekat Pantai ini, dari kecil aku sudah di besarkan di sini, jadi pantai ini seperti teman bagiku"
"Enak ya tinggal di dekat pantai"
"Tapi agak panas juga sih" Ujar Werly.
"Jes aku boleh nanya ga" tanya Werly.
"Ada apa? Katakan saja"
"Apa kamu sudah lama Berhubungan dengan kak Alston?" Tanya Werly.
"Ha? Kak Alston? Sejak kapan ia memanggil Alston dengan sebutan kakak? Apa sebelumnya mereka saling mengenal?" Batin Jeslyn.
"Hmm....Sudah 2 bulan ini, ada apa Werly?" tanya Jeslyn mengharapkan jawaban lebih.
"Oh...aku dan Kak Alston pernah dekat tapi sudah agak lama, karena urusan pekerjaan ia selalu berada disini dan aku sering sekali menemaninya setiap ia ada jadwal perjalanan kemari, tapi aku tak menyangka kak Alston membawa kamu kemari..." kata Werly.....
"Memangnya Seharusnya dia membawa siapa?"
"Dulu ada gadis seusia kita yang sering kak Alston ajak kemari, kalau ga salah namanya Quenna.....apa kamu mengenalnya?"
"Aku baru kali pertamanya Mendengar namanya dari kamu, memangnya dia siapa? Apa dia seseorang yang penting?" Tanya Jeslyn mengharapkan cerita yang lebih dari yang ingin ia dengar...agar ia tau siapa masa lalu pangeran Iblisnya itu....
"Quenna itu adalah wanita yang di cintai kak Alston, kak alston selalu cerita padaku jadi aku tau siapa Quenna itu, walaupun dia tak secantik dirimu Tapi Quenna bagai Bidadari bagi Kak Alston itu terlihat bagaimana Ka alston memperlakukannya"
"Wahh....ini perasaan apa? Cemburu? Masa sih aku cemburu hanya berdasarkan cerita Werly saja? Ga mungkin ahh, wanita ini saja terlalu berlebihan, kenapa juga harus menceritakannya padaku, Hal itu kan ga penting buat aku, kenapa aku harus cemburu?" Batin Jeslyn.
"Kenapa kamu diam Jes?" tanya Werly berhasil membuat Lamunan Jeslyn buyar.
"Trus kemana wanita itu sekarang? Kenapa sekarang bukan dia yang di ajak kemari oleh Alston?"
"Dia meninggalkan kak Alston dengan pria lain"
"Kok bisa?"
"Karena pada saat itu kak Alston masih menjadi Pria muda yang belum memiliki apa-apa, hubungannya pun di tantang oleh Tuan Leonard..." kata Werly menjelaskan hal yang lebih dari cukup yang ingin Jeslyn dengar
"Berapa lama mereka bersama?" tanya Jeslyn mencoba mengusik masa lalu Alston dari Werly.
"Aku ga Tau pastinya mereka bersama, tapi yang bisa ku perkirakan sesuai apa yang pernah aku dengar dan aku lihat mereka bersama sudah 2 tahun" kata werly..
"Oh seperti itu? Lama sekali ya?"
"Hmm, karena itu aku terkejut ketika Kak Alston membawaku kemari"
"Aku sudah kenal alston 2 bulan ini, Dia pria yang hangat dan menawan, aku ga tak apa yang membuatmu tak menyangka Alston membawaku kemari"
"Tentu saja, aku Pun berpikir dan merasakan hal yang sama denganmu, aku tak menyangka ternyata Alston Sudah move on dari Quenna"
"Dia mencintaiku begitu pun aku" Ujar Jeslyn terdengar pamer.
Werly tersenyum simpul.
"Aku akan mendoakan kalian agar terus bersama, jangan pernah mengecewakan dan Mengkhianati Ka Alston karena sesungguhnya dia baik walaupun terkenal Arrogant"
"Hmm"
"Aku yakin Quenna pasti menyesal telah meninggalkan ka Alston"
"Apa mereka sangat dekat?" Tanya jeslyn lagi.
"Tentu saja Jes, mereka hampir saja menikah diam diam di sini"
"Jadi mereka menikah?"
"Pernikahan itu tak sampai terjadi karena Anak buah Tuan Leonard mengacaukan semuanya" Jawab werly yang terdengar siap menjawab semua pertanyaan Jeslyn.
"Terus mereka__"
Di menit kemudian suara Alston memotong semua pertanyaannya.
"Apa yang kalian bicarakan?" tanya Alston.
"Ga membicarakan apa-apa kak hanya bercerita saja" Jawab Werly.
"Ya sudah.....sudahi dulu percakapanmu dengan Jeslyn aku kemari untuk menjemputnya..." Ujar Alston hendak menggenggam tangan Jeslyn tapi Jeslyn menghindarinya dan berjalan membelakanginya.
"Werly, aku duluan" kata Jeslyn sembari melambaikan tangannya kepada Werly.
"Sampai nanti" Ujar Werly.
"Ada apa dengan wanita itu?" tanya Alston kepada dirinya sendiri...sembari berjalan di belakang Jeslyn.
Sekarang mereka sedang berada di Tepian pantai untuk menuju ke villa karena merasa aneh dengan sikap Jeslyn, Alston lalu memeluk Jeslyn dari belakang dan mendekapnya erat.
"Ada apa denganmu Jeslyn?" tanya Alston...
Jeslyn ala-ala merajuk..
"Aku ga kenapa-napa"
"Trus kenapa kamu mengabaikanku?"
"Ya....aku tak ingin banyak ngomong aja"
"Memangnya aku mengajakmu ngomong seharian ini?"
"Ya ga juga"
"Trus?" tanya Alston sembari membalikkan Tubuh Jeslyn agar menghadapnya.
"Aku...."
"Why Honey?"
"Jangan memanggilku dengan sebutan berlebihan....."
"Why?"
"Aku ingin tau tentang masa lalumu" jawab Jeslyn agak ragu, ia tak ingin memancing kemarahan Alston, tapi ia tak bisa menyembunyikan keinginan taunya.
"Masa lalu? Aku sudah menceritakannya kepadamu apalagi yang ingin kamu tau?" tanya Alston sembari duduk di tepian pantai dan Jeslynpun duduk tepat disamping pangeran iblisnya itu.
"Tentang Quenna...."
Alston lalu menatap Jeslyn dengan Tatapan yang begitu mengintimidasinya.
Apakah yang aku katatakan itu salah?? Ada apa dengan tatapannya itu? Aishh...aku jadi membangunkan macan yang sedang tidur, jika ku tau aku tak akan mengatakan hal bodoh ini. Batin jeslyn.
"Apa yang ingin kamu tau tentang wanita jalang itu?"
"Wanita jalang? Bukankah dia wanita yang kau cintai? Yang bersamamu selama 2 tahun? Yang hampir saja kau nikahi dan menjadi rekan hidupmu? Kenapa menyebutnya jalang?" Tanya Jeslyn penasaran.
"Dia memang wanita jalang, melakukan semuanya demi mendapatkan apa yang dia inginkan termaksud meninggalkan diriku"
"Apa masih ada perasaan untuknya?"
"Aku tak punya perasaan lagi sejak dia meninggalkanku, kenapa kau jadi banyak membahas tentang jalang itu? Aku muak hanya mendengar namanya"
"Aku hanya ingin tau?"
"Apakah itu penting buatmu?"
"Bukankah kau mencintaiku? Jika kau mencintaiku kau pasti akan menjawab apapun pertanyaanku"
"Aku sudah cukup menjawabnya Jeslyn, jangan terlalu jauh menanyakannya padaku"
"Aku bertanya karen aku risih, aku memang wanita beruntung karena kau mencintaiku, tapi aku juga tak pantas buatmu dan tak akan pernah pantas walaupun hatimu mencintaiku" Ujar Jeslyn.
"Ada apa Jeslyn? Kenapa jadi membahas tentang siapa dirimu? Aku sudah sering mengatakan aku tak melihatmu dari segi kau siapa dan dari keluarga mana, itu tak penting buatku"
"Aku hanya wanita miskin yang bermimpi menjadi Cinderella dengan sepatu kaca...sedangkan ada seorang wanita di hatimu"
"Apa kamu tak percaya? Yang kucintai adalah dirimu Jeslyn Marioline Henzie, jalang Hanya masa laluku, jangan membuatku menyebutkan namanya"
"Masa lalu yang begitu indah bukan?"
"Ya Ampun Jeslyn Jangan Membangkitkan kemarahanku"
Jeslyn terdiam dan terpaku.
"Aku tak membangkitkan kemarahanmu Alston, apa ada sesuatu yang membuatmu marah pada wanita itu? Sampai aku bertanya pun akan membangkitkan kemarahanmu?"
"Ada apa sih Jeslyn? Apa yang penting dari Jalang itu? Aku sudah lama tak bersamanya, apa yang penting sampai kau ingin tau semuanya tentang Dia? Jangan mengusik masa laluku, Please!!"
"Aku hanya ingin tau, Apa salah? Bukankah aku Adalah wanita yang kamu cintai? Bukan begitu? Kamu sering mengatakan itu, aku tak mengusik masa lalumu, aku hanya ingin tau"
"Barusan kan aku sudah mengatakannya siapa Jalang itu? Apa yang ingin kamu tanyakan lagi? Tanyakan saja sebelum kemarahanku bangkit"
"Tak perlu, aku sudah tak ingin tau" ujar Jeslyn Berjalan meninggalkan Alston.
"Ada apa dengan wanita itu? Selalu saja marah hanya karena hal yang sepele" Gumam Alston, lalu menyusul kepergian Jeslyn yang sudah memunggunginya pergi.
"Tunggu aku Jeslyn"
"Pergi saja, aku ingin sendiri"
"Ada apa denganmu? Jika ku tau seperti ini, kau tak akan ku Izinkan kamu berjalan jalan ke Kedai Werly"
"Jangan menyalahkan Werly"
"Aku tak menyalahkannya"
"Biarkab aku sendiri, jika kamu mau kembali, kembali lah sendiri"
"Ayolah Jeslyn"
"Aku ingin tetap disini"
"Terserah padamu, jika kamu tak mau kembali ke Villa terserah, aku akan kembali, tetaplah disini jika itu yang kamu inginkan"
Tbc.