FLASHBACK - titik terendah

1230 Words

Jakarta, Juli 2019 Kaki jenjang laki-laki itu terus dipaksa menyusuri lorong-lorong sepi, tak ada seorang pun yang ia temui selama perlajanan. Jam dua belas malam lebih lima belas menit, pantas saja jika lorong itu terasa lebih mencekam dari biasanya. Ia masih mencoba mencari ruangan papanya di rawat dan akhirnya kaki berhenti di ruangan yang sesuai seperti arahan kekasihnya tersebut. Tanpa banyak merenung ia membuka pintu pelan. Ayahnya terbaring dengan pipi sedikit memar, laki-laki itu menggunakan alat bantu oksigen untuk bernapas. Dan di kursi sofa gadis yang seharian terus-terusan menghubunginya tengah terlelap begitu nyaman, kalau bukan karena kekasihnya yang menyuruhnya agar cepat pulang mungkin ia tak akan pulang malam ini. Ia memutuskan duduk di kursi samping tubuh ayahnya. “Ben

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD