Happy Reading ^_^ *** “Ciyeeee. Enakin ya bos di atas! Nggak usah buru-buru!” Semakin lantang seruan bernada menggoda itu, semakin dalam pula kepala Bianca tertunduk. Dia malu luar biasa. Apalagi dengan reaksi Prana yang mengacungkan jempolnya seolah-olah menyetujui godaan-godaan yang terlontar. Bagi Prana mungkin godaan itu terdengar menyenangkan, tapi bagi Bianca godaan itu terdengar sangat menggelikan. Dia sampai bergidik mendengarnya. Menjengkelkan sekali. Dalam hatinya dia bertanya-tanya semerah apa pipinya sekarang ini. Tapi meskipun begitu Bianca tetap memperhatikan langkahnya. Dia sedang menaiki tangga melingkar yang tidak terlalu luas. Dan rasa malunya akan menjadi berkali-kali lipat kalau sampai tersandung dan jatuh dengan memalukannya. “Prana, kamu bercanda ka