When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Aku ingin menjenguk dia." Kata Gibran seraya mendorong tubuh Cece dengan pelan untuk melakukan sebuah penyatuan seperti yang dikatakan oleh Gibran tadi, untuk pembuktian. Cece yang mendengar keinginan Gibran langsung menahan d**a Gibran, hingga apa yang ingin Gibran lakukan jadi terhenti. "Kenapa?" tanya Gibran saat tangan Cece menahan dadanya. "Aku tidak ingin terjadi masalah di antara rumah tangga kita masing-masing. Mas Gibran sudah punya Kak Vivi, dan aku pun juga sudah punya suami. Ini tidak benar. Apa yang kita lakukan salah." Ujar Cece membuat Gibran langsung menjatuhkan kepalanya di d**a Cece. Gibran merasa frustasi karena sakit hati saat Cece selalu mengingati tentang status mereka yang sudah sama-sama memiliki pasangan masing-masing. Entah apa yang membuat Gibran sakit hati