Hikmah melangkah gontai memasuki kelas dengan raut wajah lelah. Setiap gerakannya tampak berat, seolah ia baru saja melewati hari yang panjang dan melelahkan. Di dalam kelas, Kinan, Yula, dan Rabiatul yang duduk tak jauh dari Hikmah, saling melirik heran. Ketiganya memperhatikan perubahan sikap Hikmah yang tampak berbeda dari biasanya. Biasanya, Hikmah dikenal energik dan ceria, tetapi kali ini dia tampak sangat kelelahan. Tanpa bicara sepatah kata pun, Hikmah menjatuhkan tubuhnya ke kursi dan langsung memejamkan mata, seolah dunia di sekitarnya tak lagi penting. Ketiga sahabatnya saling bertukar pandang, namun memilih untuk tidak mengganggu Hikmah. Mereka tahu betul bahwa jika Hikmah sedang dalam suasana hati seperti ini, lebih baik membiarkannya. Bel sekolah berbunyi nyaring, menanda