28-AYRA:PERDEBATAN

1870 Words

“Ini yang Ibu tidak suka darimu. Kamu lambat mencerna situasi,” gumam Ibu kemudian yang meski demikian masih bisa jelas kudengar. “Apa kamu sedang berusaha menghabiskan kesabaran Ibu?” ujar Ibu lagi sembari menatapku dingin. Aku menenggak salivaku sendiri yang terasa getir. Mungkin karena nasibku yang juga pahit. “Pulang Ibu bilang? Memangnya di mana rumah Ayra?” tantangku balik. “Justru di rumah yang Ibu maksud, Ayra tidak pernah dianggap, tidak pernah merasa terlindungi.” Ibu tergelak, lalu tersenyum seolah aku adalah bocah ingusan yang tengah merajuk berhubung keinginanku tidak dituruti. “Ngga usah sok melankolis, Ayra. Lagipula, kalau kamu mau menolak Pak Prasid, kamu harus mengatakannya dengan baik-baik. Bukan dengan kabur begini. Kamu benci Ibu? Benci Papa dan Dyra? Memang kamu bi

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD