74:ARGA-TEMPAT TERNYAMAN

1239 Words

“Arga! Wake up!” Kedua kelopak mata gue sontak terangkat. Titik pandang gue seketika bersirobok dengan tatapan Bang Tristan. “Lo ngga apa-apa?” tanyanya kemudian. Gue terdiam, masih sibuk mengumpulkan kesadaran. Bang Tristan duduk di tepi ranjang. Ia sudah mengenakan pakaian bebas, tas yang biasa ia bawa saat bekerja pun sudah menyilang di tubuhnya. Belum menjawab, gue justru memerhatikan sekitar. Hanya area ranjang yang diterangi sinar redup lampu tidur, sementara sisa ruangan mengandalkan bias cahaya dari lorong bangsal yang menerobos celah pintu. “Sudah lama, Bang?” tanya gue kemudian setelah kembali menatap beliau. Bang Tristan beranjak sejenak, mengambilkan gue segelas air. “Minum dulu, Ga.” Raut wajahnya nampak khawatir. Gue menurut. Setelah isi mug tandas, ngga lupa gue men

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD