36:ARGA-HADIAH PERNIKAHAN

1726 Words

Gue berdiri, duduk di sofa, berhadapan dengan dia. “Bisa kita bicara baik-baik?” tanya gue kemudian. Eren ngga menjawab. Tapi dari raut wajahnya, gue rasa ‘bisa.’ “Sejauh apa gue bisa percaya sama lo, Ren?” Ia menyeringai sinis. Masih enggan merespon dengan kata. “Ayra adik gue!” tegasnya. “Tiri! Ngga ada ikatan darah antara lo dan Ayra!” balas gue. “Terus? Apa masalahnya? Gue ngga boleh bersaudara sama dia?” Makin nyolot ini bocah. “Tapi lo jelas bilang kalau lo bersedia menikahi dia demi melindungi dia dari bokap lo!” sulut gue ngga mau kalah. Kepancing juga ini emosi. Eren bernapas dalam, beberapa kali. Wajahnya merah padam menahan geram. “Jangan lo pikir lo bakal lolos kalau niat lo hanya untuk nyakitin Ayra! PAHAM LO!” “Kenapa gue harus nyakitin Ayra?” tanya gue. “Gue suamin

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD