“Bernapaslah!” ucap Sean setelah ia menjauhkan bibirnya dari bibir Zia. Ya, gadis itu terlalu terkejut dan sedikit panik saat Sean tiba-tiba mengecup bibirnya tanpa izin, ia kesulitan mengedipkan kedua bola matanya. Bahkan kedua bola matanya masih membesar sempurna dan itu juga yang membuat dirinya seperti tercekik hingga ia kesulitan bernapas. Zia masih belum bisa tersadar. “Gadis Kecil, bernapaslah! Atau aku akan menciummu lagi,” ancam Sean diikuti senyuman nakalnya. Bukannya Zia tidak bisa bernapas, tetapi rasa syoknya sulit untuk menghilang dan ancaman Sean berhasil menyingkirkan rasa syoknya. Akhirnya Zia berhasil menarik napas. Ia bahkan langsung mengedarkan pandangannya ke arah lain, lalu memilih menundukkan pandangannya seraya mengatur napasnya. Entah kenapa, Sean makin menyukai