Suara ketukan pintu menghentikan lumatan hangat Sean dari bibir. Wajah langsung berubah cemas, sedangkan gadis kecilnya terlihat tegang, hingga ia refleks membuka matanya yang sedari terpejam menikmati lembutnya lidah Sean. Indera penglihatannya langsung menangkap wajah cemas lelaki tampan di hadapannya. Sean langsung meletakkan telunjuknya pada bibirnya. Isyarat agar Zia berdiam diri dan tak bertanya. Kemudian lelaki itu menggerakkan kedua bola matanya ke sebelah kanan. Itu juga isyarat agar gadis kecilnya bergeser ke arah tersebut. “Pelayanan kamar, Tuan,” ucap suara di balik pintu setelah ketukan pintu terdengar lagi. Tangan Sean merapikan piyamanya, memastikan tubuhnya terlindungi sebelum membuka pintu kamarnya. Seingatnya, ia tak meminta seseorang datang menemuinya. Tentu saja, ia