Suara pesan masuk ke dalam ponsel Zia. Gadis itu ketiduran dalam cemas setelah mengirim pada Sean. Tangannya menyambar cepat ponselnya, ia yakin Sean yang mengirimnya pesan. Benar dugaannya, pesan dari lelaki itu. Kedua bola matanya membulat sempurna melihat isi pesannya. Ia bahkan refleks bangun dari baringnya. Sekali lagi, ia memeriksa isi pesan berupa gambar seseorang yang ia kenali. Sean mengirimi foto Darul, ayahnya yang sedang berada di ruang rawat bersama dengannya. Wajah gadis itu langsung panik dan pucat. “Paman itu menjebakku? Bagaimana bisa dia tahu tentang ayahku?” ringisnya. Tidak! Ini adalah licik, pikirnya. Ia yakin Sean menggunakan masa lalu mereka dan dan sekarang menggunakan ayahnya untuk menjebak dirinya agar ia tak bisa melawan. Kedua tangan gadis itu mengepal keras