Suara ketukan pada pintu menarik perhatian Sela. Hari ini Sela punya banyak sekali pekerjaan. Tapi orang-orang seperti tak mau membiarkan perempuan itu mengerjakannya dengan tenang. Ada saja yang datang. Kini Agisti berdiri di depan meja Sela dengan gaya angkuhnya seperti biasa. "Kamu nggak inget jalan pulang ya? Sesibuk apa sampai nggak pulang?" Sela menatap mamanya itu dengan tenang. "Kemaren ada urusan mendadak, Ma, sampai tengah malam. Jaraknya lebih dekat ke apartemen makanya pulang ke sana." Agisti menatap Sela tajam. "Alasan aja kamu." "Nggak alasan, Ma." "Kemaren kan makan malam sama Papa sama Opa kamu." "Iya urusannya setelah itu." Agisti mendengus pelan. "Disuruh pulang aja kok susah banget. Baru jadi GM aja udah susah banget mau liat wajah kamu." Kadang Sela tak