Un (realistic) memory. Momen jalan-jalan sore bersama Luca minggu lalu masih membekas di dalam ingatan Jalen. Bahkan satu bulan, satu tahun, hingga lima puluh tahun ke depan pun Jalen akan tetap ingat. Dengan pandangan aneh Risa menatap putra bungsunya yang sedang rebahan di sofa samping dekat kolam renang. "Hey lagi ngelamunin apa sampai senyum-senyum gitu? Nggak biasanya Bunda liat kamu senyum kayak gini.." Jalen menoleh, melempar senyum yang lebih lebar kemudian memeluk pinggang Risa setelah memberi kecupan singkat di lengan wanita itu. "Bunda mau liat sesuatu nggak?" "Apa?" Jalen mengambil ponselnya kemudian menunjukkan layar ponsel pada Risa. Wajah Risa terlihat berbinar melihat potret anak, cucu, dan juga menantu barunya itu. "Manis. Kapan ini?" "Minggu kemarin. Qui