31. Ketika Kejujuran Berat untuk Diakui

1216 Words

"Gamau bubur, Bunda... gak enak." Rengekan itu sudah berlangsung sejak beberapa jam yang lalu.  Setiap kali akan di suapi bubur oleh Bundanya atau kedua Omanya, selalu saja alasan itu yang ia buat. Merengek dan berkata kalau bubur itu tidak enak.  Ya, Bundanya juga tau sih, kalau rasa bubur dari rumah sakit itu tidak enak. Rasanya aneh, dan malah bikin pengin muntah saja.  Tapi ya, mau bagaimana lagi? Sudah jadi konsekuensi para pengunjung hotel berbau obat itu. Hmm, ya.. biar keren dikit lahh. Sekali kali gitu kan, Devan bilang kalau ini hotel?  "Kalau gak mau makan, ya udah. Jangan di paksa." Devan menampilkan senyuman tipisnya, saat suara sang Ayah terdengar membelanya.  Hmm. Kalau disaat saat seperti ini, sang Ayah bisa berubah menjadi malaikat penolong buat nya.  "Ya kalau gak

Read on the App

Download by scanning the QR code to get countless free stories and daily updated books

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD