Mencari lawan

1481 Words
Pada saat Abyan menerima tugas yang diberikan oleh Tania maupun oleh Sam, dia sudah berpikir apa yang harus dia lakukan. Melihat dan memastikan susunan acara yang sudah ada di hotel selama setahun adalah bahian terpenting yang menjadi perhatiannya. Tidak mungkin dia akan berbuat semaunya tanpa tanggung jawab sedikit pun, tetapi melihat cara David yang begitu saja memberikan informasi membuat Abyan harus berpikir ulang untuk merencanakan semuanya secara terbuka di depan David atau menyimpan semua rencananya di tempat yang mudah diketahui olehnya. Abyan melarang dirinya untuk curiga pada David, tetapi sikap David sudah memberinya peringatan bahwa dia tidak bisa begitu saja percaya pada seorang lelaki yang bernama David Sagara. Tanpa terasa sebulan sudah Abyan bekerja dan dia sangat gembira beberapa rekan kerja yang menjadi bawahannya memiliki jiwa muda yang dengan mudah memberikan idenya walaupun terkadang sukar di terima oleh beberapa orang. Dan Abyan akan memberikan kesempatan pada kaum muda untuk memperlihatkan kalau ide dan gagasan mereka bisa memberikan warna baru di HSP. Sudah lama Abyan menginginkan perubahan di hotel milik keluarga Pravitel, bukan karena kedua kakaknya tidak mampu memimpin, tetapi karena ada beberapa bagian yang diharapkan untuk memperlihatkan diri dengan jelas justru oleh beberapa oknum coba di halangi dan hingga tidak bisa berkembang. Abyan dengan semangat mudanya akan membawa mereka terlihat dan berhasil, setidaknya kalau memang ide mereka tidak bisa diterima HSP, Abyan sudah memiliki rencana untuk merekrut mereka dalam bidang kreasi seni yang berhubungan dengan design perhiasan. Ketelitian mereka apabila di asah dan diberi kesempatan, Abyan yakin mereka bisa melakukannya. “Apa yang akan kau lakukan dengan semua rencana yang sudah ada di dalam daftar acara yang  masuk ke hotel?” Abyan mengangkat kepalanya pada saat Zeny bertanya padanya di depan beberapa orang yang bertanggung jawab pada acara atau kegiatan yang akan berlangsung pada awal bulan. Pelan tapi pasti, Abyan mulai menjelaskan semua yang sudah dia rencanakan bersama tim-nya. Abyan berharap mereka yang bekerja padanya bisa melakukan sesuai yang dia inginkan. Abyan tidak pernah bekerja sendiri dan dia selalu melibatkan semua orang. Menurutnya pekerjaan bisa dilakukan dengan cepat dan sempurna apabila dilakukan bersama-sama tetapi tidak mengurangi kewajibannya sebagai penanggung jawab. Bagi Abyan seorang event planner bukan hanya bertugas menyusun rencana dan mewujudkannya sesuai dengan tujuan acara tersebut tetapi juga harus bertindak sebagai konsultan yang memberikan arahan agar sesuai komposisi. Abyan tidak akan pernah mengharapkan suatu acara yang menjadi tanggung jawabnya menjadi berantakan hingga merugikan tempat dia bekerja. “Bagaimana dengan tingkat kegagalannya? Kau sudah menjelaskan tingkat keberhasilan dan juga keuntungannya, tapi kau belum mengatakan tingkat kegagalannya,” tanya Zeny. Senyum Abyan mewakili dirinya yang berharap penjelasan dan juga rencananya bisa diterima. Abyan bangga karena Zeny melihatnya sebagai karyawan bukan sebagai adiknya. “Maaf kalau saya harus mengatakan kalau tidak ada yang berharap ada kegagalan. Kami akan meminimalisir setiap kali ada dugaan akan terjadi kegagalan.” Tidak pernah ada di dalam benak Zeny dia bisa mendengar penjelasan tentang sebuah rencana yang semuanya sudah tersusun begitu rapi dan juga dengan antisipasi yang sudah dipikirkan dengan matang. Tidak salah kalau Abyan selalu berhasil melakukan semua usahanya, tidak peduli dalam skala kecil atau besar, Abyan bisa menjalaninya dengan penuh tanggung jawab. Bangga karena Abyan menunjukkan dirinya sebagai pegawai yang bertanggung jawab, Zeny menerima semua yang sudah di jelaskan oleh Abyan. “Aku akan menunggu semuanya pada saat acara berlangsung minggu depan. Buat kami bangga karena sudah menerima dirimu sebagai bagian dari HSP,” ujar Zeny bangga. “Tentu. Aku akan bekerja dengan sepenuh hati dan tidak akan membuat kalian kecewa,” janji Abyan. Semua sudah sesuai dengan yang diinginkan oleh Zeny. Dalam hati Abyan tertawa geli. Tentu saja dia bisa memberikan apa yang diinginkan oleh kakaknya karena dalam hal pekerjaan, mereka bertiga selalu menginginkan yang mendekati kata sempurna. Meninggalkan ruang pertemuan dengan sikapnya yang tegas dan tidak mudah didekati, Zeny menatap Abyan seolah dia memberi perintah pada adiknya agar menemuinya. Namun, yang dilakukan oleh Abyan justru sebaliknya. Dia malah sibuk dengan pekerjaannya seolah pandangan Zeny tidak memiliki arti apa pun dan hanya pandangan biasa. Abyan sengaja melakukannya agar yang ada di ruang meeting tersebut tidak curiga. “Pak Abyan, bapak ditunggu Bu Zeny di ruangannya sekalian membawa hasil presentasi yang tadi bapak sampaikan,” suara Anjali di depan Abyan menarik perhatian beberapa orang yang ada di ruang kerja mereka. “Baik, saya akan menemui Bu Zeny segera,” jawab Abyan mulai merapikan mejanya. “Ada apa kakak memanggilku. Aku tidak yakin kalau panggilannya ini berhubungan dengan presentasi yang tadi sudah aku sampaikan,” katanya dalam hati. Mengikuti Anjely, Abyan berjalan di belakangnya hingga mereka berada di dalam lift. Di dalam lift yang kebetulan hanya berisi mereka berdua, Abyan memandang Anjely, sorot matanya memperlihatkan kalau dia membutuhkan jawaban sebelum dia bertemu dengan Zeny, kakaknya. “Kau tahu bukan tujuan kakak memanggilku?” tanya Abyan sementara Anjely hanya tersenyum. Pertama dia bertemu dengan Abyan adalah pada saat pemuda di depannya ini berusia 20 tahun, Pada saat ini Zeny yang merupakan atasannya mengajaknya untuk makan malam bersama dengan keluarganya karena anak bungsu Samudera Edgar Pravitel berhasil menyelesaikan kuliahnya dan meraih gelar sarjana dengan nilai yang membuat semua orang iri. “Anjely….” Panggil Abyan karena wanita di depannya ternyata punya kebiasaan baru. “Maafkan saya. Terus terang saya tidak tahu, tetapi Bu Zeny sepertinya sangat puas setelah kembali dari meeting,” jawab Anjely yang dibalas cibiran oleh Abyan. Anjely adalah asistennya Zeny yang sudah sangat lama bekerja pada kakaknya dan mereka berdua adalah teman lama. “Anjely, kau tahu siapa David?” tanya Abyan tiba-tiba. “David? Ada apa dengannya?” tanya Anjely dengan kening berkerut. “Aku kurang nyaman bekerja dengannya dan aku melihat dia terlalu menggampangkan pekerjaan. Apakah dia sudah tahu siapa aku?” tanya Abyan. “Hanya yang bekerja dengan Bu Tania dan Bu Zeny saja yang tahu siapa Pak Abyan yang sebenarnya dan itu-pun karena bapak sudah pernah datang ke HSP.” Jawaban Anjely terdengar sangat meyakinkan, jadi mengapa David memberikan semua informasi hotel padanya. Apa tujuan David yang sebenarnya, Berusaha menjebaknya atau ada ambisi tersembunyi yang tidak kesampaian karena dia masuk sebagai bagian dari tim Event Planner? Seandainya memang tujuan David seperti dugaannya, Lelaki itu telah melakukan tindakan sia-sia dan membuang waktu karena tujuannya tidak akan pernah berhasil. “Kenapa Pak Abyan bertanya tentang David? Dia sudah membuat bapak tidak nyaman?” suara Anjely terdengar pernasaran. “Dia tidak melakukannya secara terbuka karena dia baru mengarahkan diriku ke bagian yang paling dia inginkan,” jawab Abyan dingin. Anjely tidak tahu mengapa saat dia bicara dengan Abyan, aura yang dimiliki oleh putra bungsu Samudera Edgar Pravitel begitu kuat. Dirinya seperti berhadapan dengan Presiden direktur yang hanya sesekali saja dia temui, itupun karena Zeny yang mengajaknya. “Apakah saya perlu minta data David pada Pak Erwin?” tanya Anjely menawarkan bantuan yang sangat dia inginkan. “Seberapa dekat hubunganmu dengan Erwin?” tanya Abyan. “Hanya hubungan kerja saja. Kenapa?” tanya Anjely heran. “Kalau begitu jangan lakukan. Aku melarangmu meminta data David melalui Erwin,” jawab Abyan. “Ke…kenapa?” tanya Anjely yang sempat menghentikan ucapannya karena pintu lift yang terbuka. “Karena aku tidak yakin apakah mereka berdua memiliki hubungan atau tidak,” jawab Abyan. “Siapa yang memiliki hubungan?” Suara yang bukan berasal dari mulut Anjely menarik perhatian Abyan. Dia tidak menduga kakaknya mendengar ucapannya. ‘Kebetulan’ “David dan Erwin. Menurut kakak mereka punya hubungan atau tidak?” tanya Abyan yang kini tertuju pada Zeny. “Tentu saja punya. Mereka adalah teman dekat. Aku pertama bertemu mereka pada saat Erwin mulai bekerja di sini. Maksudku, Erwin merekrut David atas rekomendasi Erwin,” jawab Zeny. “Begitu, apa kakak tidak menyimpan kecurigaan sedikit saja tentang mereka,” kata Abyan mulai mengikuti Zeny masuk ke ruangannya. “Bagaimana bisa kau berpikir seperti itu? Kau baru kerja di HSP dan baru melewati satu bulan sementara mereka berdua sudah melewati 3 tahun.” “Dan kakak berharap mereka tidak melakukan sesuatu yang membuat HSP mengalami kerugian,” tanya Abyan tidak puas. Tidak mungkin Zeny tidak curiga karena dibandingkan Tania, tingkat kecurigaan Zeny adalah yang paling tinggi. Kadang Abyan berpikir kalau Zeny memiliki kelebihan untuk melihat atau merasakan sesuatu yang tidak baik. “Tenanglah. Aku tahu apa yang kau maksud. Aku hanya menunggu sampai kapan dia bermain dengan keluarga kita. Aku pastikan mereka sendiri yang akan melepaskan topeng mereka sendiri. Kau buatlah mereka tidak sabar untuk membuka topengnya.” Saran Zeny membuat Abyan terkejut. “Maksud kakak…kakak sengaja membuat aku masuk jebakan mereka?” tanya Abyan dengan mata menyipit. “Kau laki-laki dan aku percaya kau bisa mengatasinya,” jawab Zeny tertawa. Tanpa sadar Abyan menggelengkan kepalanya. Dia sama sekali tidak menduga kalau Zeny, kakak perempuannya yang cantik dan tidak mudah memberi kepercayaan pada orang lain kini sudah mulai memperlihatkan taringnya. Mungkin mereka di luar sana yang tidak mengenal keluarga Pravitel tidak ada yang tahu kalau Samudera Edgar Pravitel sudah mendidik semua anak-anaknya dengan segala ketrampilan bela diri dan juga keahlian dengan memegang senjaeta.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD