Sementara Hening tengah menangis pilu di rumah karena merasa kehilangan Darsa. Darsa sendiri sedang duduk menangis di rumpun bambu. Pintu penghubung sudah terbuka di hadapannya. Keputusan harus segera diambil. Tetap tinggal di dunia manusia, ataukah pulang ke kerajaan Marata untuk berkumpul kembali dengan keluarganya. "Cepat putuskan, Darsa. Ingin tetap di sini, atau pulang ke negeri Halimun." Suara dari pengadilan negeri Halimun terdengar. "Aku mohon, ijinkan aku membawa istriku pulang ke sana. Aku tidak ingin meninggalkannya. Dia pasti akan sangat menderita kalau aku tinggal pergi. Aku mohon, apapun akan aku lakukan, asal dia bisa ikut bersamaku," mohon Darsa. Air mata jatuh berderai di pipinya. "Tidak bisa, Darsa! Hanya kau yang bisa melewati pintu penghubung." "Kenapa tidak bisa!