BAB - ENAM BELAS

1230 Words
"Jean! Kau kah itu?" Sora mengeryit. Gadis itu memiringkan kepalanya sambil mengamati Kris yang baru pertama kali ia temui itu. Kris mendekat, mencoba meyakinkan dirinya bahwa Jean benar-benar adalah orang yang sekarang berada di hadapannya. Perlahan pria tinggi kurus itu meraih pundak Sora. Tapi dengan cepat pula Sora menangkis kedua tangan Kris tersebut. "Jean? Namaku Sora. Kim Sora," ujar Sora tanpa ekspresi. Kris seperti hilang keseimbangan dan terguncang saat melihat Sora berdiri tepat di hadapannya. Baginya dulu, Jean adalah sosok perempuan dingin yang bahkan sulit diajak bicara. Tapi kali ini, ada seorang gadis yang mirip dengannya namun berbeda sikap dan perlakuannya. Kris yakin dia tak salah lihat. Wajahnya,tingginya dan suaranya sama. Tapi yang berbeda hanya satu. Sinar matanya yang haus akan darah itu menghilang. Sinar mata yang sekarang Kris lihat sekarang adalah sinar mata seorang gadis polos biasa. "Lepaskan tanganmu!" Yian menghalau Kris semakin mendekat dengan Sora. Ketegangan berlanjut dan itu menarik perhatian seseorang yang datang mendekat untuk melerai keduanya saling baku hantam. "Ada apa ribut-ribut di sini? Kris? Kau lagi-lagi membuat masalah?" Wali kelas Kris datang mendekat. Karena kedatangannya, Yian sedikit leg karena tak akan terjadi sesuatu yang tak dia inginkan. Melihat pak James memberi petuah pada Kris yang memang selalu menjadi murid yang patut untuk diawasi, Yian pun pamit membawa Sora sekaligus untuk menghindari sikap Kris yang tak biasa. "Kami pamit dulu pak —" James mengangguk. Tapi sebelum itu, ia menyapa Sora yang ia pernah lihat sebelumnya. "Kau..murid tersesat yang jatuh pingsan itu kan?" Sora berbalik lalu menunduk memberi salam. Ia bahkan tersenyum dan itu langsung membuat Kris terbelalak. "Iya pak. Terima kasih atas bantuan bapak hari itu," ucap Sora santun. Bulu kuduk Kris langsung meremang. "Kau pernah pingsan?" tanya Yian sambil berbisik. "Ya sudah. Kalian kembali ke kelas. Dan biarkan Kris ini bersamaku," ucap James sambil merangkul Kris sok akrab. Kris mendelik, James melirik sambil menyipitkan matanya senang. Yian dan Sora melanjutkan langkah mereka masuk ke dalam gedung sekolah. Selama di perjalanan, Sora tampak terus tertunduk. Memikirkan serta mengingat sosok Kris diingatannya yang hilang. Yian menyadari hal itu. Dan entah kenapa, Yian kembali tak suka saat Sora memikirkan ucapan Kris tentangnya. "Ada apa? Kenapa murung?" "Jadi dia yang bernama Kris?" Sora menanyakan sesuatu yang amat dihindari Yian. Tapi sebagai rekan yang baik, Yian tentu tak boleh egois. Dia amat tahu kalau Sora tengah mencari siapa dirinya. Dia juga berjanji akan membantu Sora untuk menemukan ingatannya kembali. Tapi siapa yang sangka, hal yang mengusik masa lalunya malah datangnya dari berandalan bernama Kris. Entah kenapa Yian mulai menerka bahwa ada yang tak mengena tentang Sora dan Kris. "Iya. Kau benar." Sora berhenti melangkah. Tak lama Yian juga melakukan hal yang sama. "Dia ketua kirikuzen itu?" Yian mengangguk, pasrah. Sora membesarkan matanya kemudian balik badan ke arah halaman depan tempatnya bertemu dengan Kris tadi. Yian bingung. "Sora! Kau mau kemana?" Sora berlari tanpa mempedulikan panggilan Yian itu. Belum sampai di belokan, Kris muncul setelah tadi harus puas mendengarkan ocehan wali kelas James kepadanya. Sora dan Kris kembali bertemu. Dengan napas memburu, Sora menunjuk Kris dengan tegas ke hadapan Kris. "Aku minta anak buahmu untuk menjauh dari saudariku. Apapun alasannya jangan menerima dia menjadi anggotamu," ucapnya tanpa jeda. Kris mengernyitkan kening, bingung. "Hah? siapa yang kau maksud?" "Ahn Yoona. Stella dan 0i-kawannya masih terus memeras saudariku, Yoona." "Yoona?" sela Kris. Sora mengangguk mantap. Yian yang ada di belakang Sora pun hanya bisa memijit kening. "Apa hubunganmu dengan si 'pintar' tapi bodoh itu?" tanya Kris penasasan. Tapi pertanyaan bodohnya itu sukses membuatnya mati kutu sendiri. So Ra mendelik sambil menghujani Kris tatapan tidak suka. Sikap Sora yang seperti inilah yang semakin membuat Kris yakin bahwa ada orang mati yang benar-benar hidup kembali. "Aku mengancammu dan aku memintamu dengan cara baik-baik. Apapun itu walaupun dia meminta pada kalian untuk bergabung, jangan menerimanya tapi juga jangan membullynya seperti kemarin." Kris menoleh ke arah Stella dan Do Hyun yang sejak tadi mengikutiny dari belakang. Tatapan sinisnya langsung mengarah kepada keduanya. Stella dan Do Hyun langsung mundur teratur untuk mengantisipasi hal yang tentu saja tak mereka inginkan. "Harus berapa kali aku katakan tentang ini?" ucap Kris sembari mengeram. "Itu..itu karena Yoona yang bodoh itu kembali memaksa. Jadi aku memberi dia sedikit pelajaran lagi, tapi anak ini datang dengan tatapan mengerikan sama sepertimu." Do Hyun sangat berhati-hati memberikan jawaban. Dan Kris terlihat cukup tertarik dengan kalimatnya yang terakhir. "Bagaimana ia melawanmu? Kalian berkelahi?" tanyaku mengintrogasi. "Dia.. menggertakku dengan pisau yang menancap di tangannya..tapi..aku benar-benar me..ehm..merinding kau tahu." Stella melirik Sora diam-diam. Tentu saja kejadian itu masih membekas diingatan Stella dan juga Do Hyun yang menyaksikannya waktu itu. Dan hari ini ia pun lagi-lagi dikejutkan dengan aksi Sora yang ajaib. Yaitu melompat dari lantai dua sekolah. "A...ku tidak bermaksud seperti itu. Maafkan kelakuanku karena saat itu aku sedang emosi. Maaf," ujar Sora sedikit terbata-bata. Lagi... Kris melihat perbedaan yang begitu besar antara Sora dan Jean. Banyak kali ia percaya bahwa gadis yang ada di hadapannya itu adalah Jean yang dicari semua orang. Tapi melihat bagaimana Sora bersikap, membuat kepercayaan kris tadi sedikit luntur. Meski ada beberapa yang masih ia yakini, paling tidak untuk sementara Kris ingin menyelidikinya terlebih dahulu sebelum ia melaporkan apa yang ia dapatkan ini ke atasannya. "Aku tidak akan mengulanginya, jika kalian juga tidak mengganggu Yoona lagi," sambung Sora yang tentu saja siapapun yang mendengarnya akan tercengang. Tak terkecuali Kris yang masih melihat Sora sebagai Jean yang dingin. "Baiklah. Tapi setiap permintaan akan ada konsekuensinya, kau tidak bisa dengan mudah memohon seperti itu apalagi datang sendiri kepadaku," ujar Kris mencoba untuk memancing reaksi dari gadis yang berdiri di hadapannya itu Karena tak ada pergerakan apapun dari Sora, Kris mengusap bibirnya sendiri sambil mendekati Sora. Baru saja ingin membisikkan sesuatu padanya, Yian datang memotong dengan wajah tidak suka. "Tidak ada kesepakatan apapun. Kalian yang berbuat ulah kenapa harus ada kesepakatan di sini?" omel Yian geram. Kris menarik ujung bibirnya, menahan tawa melihat sikap posesif Yian pada Sora. Tapi tanpa terduga, saat Kris mundur, So Ra memilih maju membelah jarak antara Kris dan Yian yang mulai emosi sambil saling membusungkan d**a menantang. "Baiklah. Kesempatan apa yang ingin kau lakukan?" Yian kembali menarik tangan gadis itu pergi menjauh. Tapi Sora menahan diri untuk mendengarkan kelanjutan dari pembahasan ini. "Akan kupikirkan nanti. Sebagai jaminan, Yoona tidak akan pernah lagi mendapatkan perlakuan tak menyenangkan seperti yang kau inginkan," ucap Kris sambil menoleh ke arah Stella dan Do Hyun. Kedua wanita itu, jelas akan mendapatkan masalah dari hal ini. Sora mengiyakan ucapan Kris tersebut. "Ngg..anuu ketua...ehmm.." Kris mengambil ponsel yang Stella pegang. Satu buah panggilan nomor pribadi tertera di layar. Kris langsung menjauh dari semuanya. Wajahnya terlihat serius. Ketika ia kembali pada semua orang, Sora telahpun pergi dari hadapannya setelah Yian menyeretnya pergi. Kris menghela napas panjang. Sesuatu masih saja mengusik pikirannya. "Ingat pesanku tadi. Jangan pernah sentuh Yoona atau saudarinya itu," pesan Kris serius lalu balik arah. Stella penasaran dengan kepergian ketua gengnya itu. "Bos mau ke mana?" Yang sayangnya pertanyaan itu sama sekali tak digubris oleh Kris. Sebelum pergi 'membolos', Kris memperhatikan Sora dari kejauhan. Terlihat di sana, Sora melambaikan tangan saat berpisah lorong dengan Yian. Senyum yang tidak pernah terlihat di Butterfly Monster kini bertebaran di hadapan Kris. Lalu tanpa sadar, Sora ternyata memperhatikan Kris yang kepergok melompat pagar untuk membolos. Mata mereka saling berserobok. Tapi Sora terlihat tak peduli. Setelahnya Kris melompat lalu menghilang di sebalik tembok. Meninggalkan sekolah demi perintah penting dari atasannya. Noname. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD