Masih dalam gelak tawa akibat perseteruan antara dua kubu hitam dan putih ini. Aku dan Serly sengaja hanya tertawa dan menikmati setiap ucapan dan suasana tanpa melerai mereka, sebab dari dulu kami berdua memang hanya selalu menjadi penonton setia. "Beta mau tambah cerita satu lagi ya." "Nanti dulu! buatkan martabak satu lagi, Mang," goda Anjar yang tampak tidak ingin memberikan waktu kepada Nofel untuk menutup tawa kami malam ini. "Ose ini ... memang jahil. Tidak bisa kah membiarkan beta memegang panggung sendirian malam ini?" "Ha ha ha ha ha ha. Iya iya iya, nanti kalau sudah dikasih martabak, aku akan diam." "Ose janji?" "Iya aku janji," ujar Anjar sembari mengangkat kedua jari telunjuk dan jari tengahnya. Siap membuatkan Anjar sesajen sesuai permintaannya, Nofel pun ke