Akibat kejadian janggal dan gila semalam, aku dan Anjar tidak lagi meneruskan pertarungan hangat kami di atas tempat tidur. Kami hanya menghabiskan malam dengan saling berpelukan dan berciuman ringan. Rasanya masih terbayang di mataku, bagaimana Maya meninggalkan rumah ini dengan baju kimono dan koper besar berwarna hitam serta mata yang basah. Tapi aku berharap saat ini Maya sudah berada di rumah orangtuanya dan tengah berbaring di atas ranjang empuk dalam keadaan baik-baik saja. Aku bukan orang yang baik. Hanya saja, aku ini seorang perempuan, sama seperti Maya dan aku sangat khawatir karena ia harus menempuh malam sendirian dalam kondisi yang tidak baik. Heeemh, tapi bukan hanya Maya saja yang terpuruk, kelihatannya Mama juga sangat terpukul hingga ia meriang dan demam. Pagi ini aku