prolog
setiap pernikahan pasti menyatukan dua insan yang saling mencintai. ikrar yang terucap akan menjadi kunci dari masa depan dan tanggung jawab yang harus di genggam.
sang gadis telah menata mimpinya dengan sang kekasih hati, meeka berjanji jika setiap badai yang hadir dalam bahtera rumah tangga mereka, maka keduanya akan mengarungi dengan kebahagiaan setidaknya itulah harapan keduanya. namun, ketika sang takdir telah ikut bermain maka cerita yang terjadi akan menjadi lain dan harapan hanya tinggal menjadi harapan.
takdir seakan bermain dengan harapan keduanya, hanya dalam sekejap semua harapan keduanya, khususnya sang gadis hancur menjadi kepingan-kepingan tak bersisa. kebahagiaan keduanya seakan bukanlah apapun jika dihadapkan dengan sang takdir. begitulah kekuatan sang takdir, jika memang guratannya tidak menuliskan namamu bersanding dengan nama lelaki yang kau cintai, maka dengan berbagai caranya, semua hal yang tidak pernah terpikirpun akan terjadi.
kenyataan memang selalu pahit, dan kenyataan inilah yang mendera sang gadis. dengan kerasnya takdir menghempas mimpi sang gadis hingga tak bersisa, membuatnya menjadi pribadi yang sangat berbeda.
manusia hanya bisa berencana tanpa pernah mengikut sertakan keburukan-keburukan yang akan terjadi tanpa permisi, hingga membuatnya seakan selalu menyalahkan sang takdir.
n manusia lupa jika guratan yang telah tertulis adalah jalan yang terbaik dari sang pencipta. meski awalnya terasa pahit, namun tuhan tidak akan pernah menyalahi takdir untuk setiap hamba-Nya.