"Selamat pagi, Faris,” ucap Kinan. Kinan masuk kedalam sebuah ruangan yang sudah lebih dari seminggu ini ditempati oleh Faris sebagai ruang perawatan karena pria itu masih belum menunjukan tanda-tanda untuk sadar. Kinan berjalan ke arah nakas dan meletakkan bunga di atas nakas, di dekat ranjang di mana Faris terbaring dengan berbagai alat bantu medis yang membuat ia meringis perih. Kinan selalu membayangkan, bagaimana jika yang terbaring di sini adalah Azha, bukan Faris. Apa ia akan menerima dengan tabah hati sama seperti Dinda? Tidak. Jawabannya pasti tidak. Kinan keluar dari kamar mandi dengan membawa sebaskom air hangat yang hendak ia gunakan untuk membasuh tubuh Faris seperti biasanya. Sebenarnya ini adalah pekerjaan perawat, tetapi Kinan memutuskan untuk melakukan sendiri untuk Fari