bc

PRETTY DOCTOR (Sakitkah Aku ... ? ~ Indonesia)

book_age16+
4.2K
FOLLOW
36.7K
READ
arranged marriage
boss
doctor
drama
like
intro-logo
Blurb

Lolita seorang dokter cantik yang memiliki wajah yang menawan, ia di idolakan beberapa pria karena kecantikannya. Lolita bertemu dengan pria yang bernama Gibran, yang mampu membuat jantungnya berdetak kencang untuk pertama kali.

chap-preview
Free preview
1. Minta Tolong
Hujan membasahi kota Jakarta, macet di mana-mana tapi bagusnya sudah tak ada polusi lagi. Karena kemacetan saat ini, membuat Lolita sangat kesal karena harus menunggu beberapa kendaraan yang ada didepannya agar ia bisa melanjutkan perjalanannya. Macet ini sangat mengganggu. Lolita mendapatkan tugas dinnes malam, ia akan bergantian dengan Dokter Samuel. Ponselnya berdering dan bergetar. Ia melihat layar diponselnya ternyata Dokter Diandra. Sejenak Lolita menghela napas, karena harus mendengar kemarahan Diandra, setiap Diandra menelpon pasti hanya akan melampiaskan kemarahannya. Diandra +6289854231*** Memanggil ... Karena Diandra adalah atasannya yang sejak dulu membimbingnya dengan penuh tekanan sejak pertama masuk menjadi dokter magang, Lolita mendesah napas karena tau jika Diandra akan memarahinya karena telat sampai di rumah sakit. Diandra memang terkenal tegas, namun semua dokter yang ada di bawah bimbingannya akan mendapatkan pelajaran penting dan sukses di kemudian hari. "Halo, Dok." Lolita menjawab telpon dari atasannya dengan perasaan yang tak menentu, jika ia harus mendapatkan kemarahan di saat macet dan hujan seperti ini, ia akan sangat kesal. Macet sudah membuat dirinya kesal, di tambah harus mendengar kekesalan Diandra. "Kamu dimana? Kenapa kamu belum sampai dirumah sakit? Ada pasien gawat yang harus kamu tangani dan jika dalam setengah jam kamu tak sampai dirumah sakit, saya akan mengeluarkanmu dari tim bedah," kata Diandra yang tak memberikan kesempatan kepada Lolita untuk bicara. "Tapi, Dok—" Belum juga ia menyelesaikan kata-katanya. "Tak usah tapi-tapi, saya tak suka sama orang yang mencari alasan ketika salah, kamu harus sampai di rumah sakit dalam waktu setengah jam, jangan telat jika kamu tetap mau menjadi tim bedah," kata Diandra seraya mengakhiri telpon karena kesal. "Aduhh ini bagaimana? Mana kendaraan di depan tak bergeming sama sekali, aku harus bagaimana? Terbang nggak mungkin... menerobos hujan nggak mungkin juga." Tiba-tiba motor parkir tepat disamping mobilnya seorang pria dengan setelan jaket dan helm menutupi wajah pria itu, Lolita lalu melihat jam yang sedang melilit di lengannya dan melihat kaca spion. Ia melihat lelaki yang mengendarai motor tadi sedang berusaha menerobos jalan. Tak berpikir panjang Lolita lalu keluar dari mobilnya dan berteriak memanggil lelaki yang sedang berusaha menerobos. Lolita sudah tidak perduli, ketika ia tidak mengenal pria itu, karirnya memang lebih penting. "HEI!!" Panggil Lolita dengan suara cemprengnya. Lelaki itu menoleh ke belakang dan melihat Lolita menghampirinya dengan menarik jaket miliknya. "Please, tolongin aku, kamu mau kan? Aku akan membayarmu berapa pun asalkan antarkan aku ke rumah sakit, aku harus sampai di sana tepat waktu," pintah lolita dengan menjadikan tangan kanannya sebagai payung karena hujan sangat deras. "Siapa kamu? Aku tak mengenalmu, lapaskan!" kata lelaki itu. "Tolongin aku aja ini persoalan nyawa seseorang, aku seorang dokter dan aku harus sampai di rumah sakit," kata Lolita. Lelaki itu sejenak berpikir, lalu melepas jaketnya dan memberikannya kepada Lolita. Wanita yang tidak ia kenali, ia sebenarnya tidak ingin, namun karena ini menyangkut nyawa seseorang, akhirnya lelaki itu luluh. "Ini pakai," kata lelaki itu, Lolita hanya bisa diam dan menjadikan jaket pria itu sebagai payungnya, semoga saja pria ini tidak berniat jahat padanya, semoga saja ia sampai di rumah sakit tepat waktu. "Ayo naik, hujan akan makin deras," tarik lelaki itu. Lolita lalu naik ke atas motor besar yang sering di pakai anak-anak balapan, Lolita mengira lelaki yang menjadi penolongnya saat ini adalah anak ABG karena sebagian wajah pria itu hanya mata indah yang ia lihat. Lolita lalu berpegangan sangat kuat dan merangkul pinggang lelaki itu dengan kedua tangannya, hujan makin membuatnya basah kuyup, tapi ia tak perduli setengah jam ia harus sampai dirumah sakit. Jika tidak, ia harus keluar dari bimbingan Diandra, dan itu tidak akan menyenangkan lagi. Lelaki itu semakin melajukan motornya dan sesekali menoleh ke arah tangan Lolita yang memeluknya begitu erat. Pria itu tersenyum simpul karena merasakan Lolita memeluknya begitu erat. "Pegangan yang kuat," kata Lelaki itu. Lolita lalu mengeratkan kedua tangannya tanpa berpikir panjang. "Iya." jawab Lolita. “Rumah sakit mana?” teriak pria itu bertanya, untuk melawan derasnya hujan. “Rumah sakit harapan,” jawab Lolita. Pria itu kembali melajukan motornya begitu cepat. *** Sampainya Lolita di rumah sakit ia lalu turun dari motor dengan memegang kedua bahu pria yang sudah menyelamatkan karirnya. Syukurlah ada pria itu, jika tidak semuanya berakhir. Lolita membuka helm yang ia kenakan dan mengibas rambutnya. Pria itu sempat terpana melihatnya, Lolita benar-benar cantik. "Terima kasih, ya, ini kartu namaku, kamu bisa menghubungiku kapan pun kamu butuh, aku akan membayarmu," kata Lolita sembari memberikan kartu namanya kepada pria yang di anggapnya masih kecil itu. Di balik masker yang ia kenakan, pria itu menyunggingkan senyum. "Dan … ini jaketmu," kata Lolita seraya menyodorkan jaket yagng sudah sangat basah. "Apa kamu mau mengembalikannya dalam keadaan seperti itu?" tanya pria itu. "Baiklah. nanti aku kembalikan, tapi sekarang aku harus masuk karena ada yang harus ku kerjakan," kata Lolita sembari berjalan masuk ke dalam rumah sakit. Pria itu menatap punggung Lolita, pria itu terpanah melihat kecantikan wanita yang sembarangan meminta tumpangan itu, ada yang lucu dari kejadian ini, sungguh menyenangkan dan pria itu tidak akan bisa melupakan. “Selamat pagi, Dok,” sapa suster Ana. “Pagi juga, Ana,” jawab Lolita. “Kenapa Dokter bisa basah seperti ini? Bukannya Dokter naik mobil, ya?” tanya Ana. “Aku seperti ini karena terjebak macet, dan terpaksa naik motor, soalnya Dokter Diandra udah marah-marah.” “Kalau begitu, Dokter cepat ganti pakaian, nanti telat,” kata suster Ana. “Baiklah. Siapkan riwayat medis pasien pagi ini ya, di mejaku,” teriak Lolita. Richard tersenyum melihat Lolita basah kuyup, terlihat sangat menarik dan cantik. Karena cantik, Lolita selalu menjadi pusat perhatian ketika memasuki rumah sakit. Namanya selalu sering di sebut dan di jadikan bahan lelucon dalam rayuan-rayuan yang tidak ada habisnya. Berada di situasi seperti ini walau oranglain pikir menyenangkan, untuk Lolita tentu terasa sangat tidak nyaman. Tentu Lolita ingin di cintai apa adanya dan juga seutuhnya. Namun bagi Lolita yang memiliki wajah cantik, lelaki biasanya mendekatinya karena menyukai wajahnya bukan dirinya yang sebenarnya. Mungkin ada banyak yang menyukai Lolita, namun tidak banyak dari mereka yang benar-benar tulus. Karena itu sampai saat ini, Lolita masih jomblo. Cewek cantik dengan karir yang bagus pasti punya nilai plus di mata cowok. Namun, ketika Lolita terlalu fokus pada karir atau hal apa pun yang dia kerjakan, maka ia akan mengesampingkan masalah cinta. Jika sudah demikian, maka ia bahkan tak punya waktu untuk berkencan atau hanya sekedar perhatian dan memikirkan masalah pasangan. Terkadang Yuna yang sering kali mengingatkan Lolita tentang mencari pasangan hidup. . . Maafkan Typo ya, karena berhubung ini ceritaku yang lama banget, jadi tanda baca dan semuanya mungkin agak berantakan, mohon di maklumi. Happy Reading! I love you all.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Unpredictable Marriage

read
281.7K
bc

My Husband My Step Brother

read
55.3K
bc

LOVE ME

read
773.4K
bc

Mas DokterKu

read
240.0K
bc

You're Still the One

read
118.5K
bc

Marriage Agreement

read
594.4K
bc

TERSESAT RINDU

read
335.2K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook