26. Resepsi Pernikahan

2250 Words

# Dua minggu kemudian… “Mba, bangun Mba… Mba Kinan… liat!” teriak Haikal yang begitu antusias melihat gemerlap kota Jakarta di pagi buta. Gedung-gedung tinggi di sepanjang jalanan kota begitu megah dengan lampu-lampu yang menyala di setiap sudut bangunan. Kendaraan terlihat memadati ruas jalan. Begitulah keadaan kota Jakarta, kota yang seolah tak pernah mati. Kinanti membuka matanya perlahan dan langsung melihat ke arah luar jendela mobil. Ia mengerjapkan mata saat lampu jalanan membuatnya silau. Kantuk masih menguasai hingga ia mengucek matanya beberapa kali. “Liat tuh Mba, rumahnya tinggi banget…” pekik Haikal sambil memandang dari jendela mobil. “Itu bukan rumah De, tapi gedung. Kaya bangunan untuk hotel, untuk kantor, restautrant… banyak pokoknya,” kata Pak Min meralat ucapan Haik

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD