5

1657 Words
Harris pun saat ini langsung ke atas dan ia pun langsung berjalan menuju ke kamarnya. Namun saat akan di buka ternyata kamarnya itu dikunci oleh Keyra. Ia pun saat ini panik karena ia tidak tahu apa yang terjadi dengan Keyra tadi di dapur. Ck, seharusnya tadi ia juga ikut makan di dapur saja bukan malah meninggalkan Keyra. "Key, kamu kenapa Key? Kok di kunci pintunya ada masalah apa Key? Kasih tau aku biar aku tahu dan bisa bantu kamu" ujar Harris tersebut dengan penuh sabar. Sementara Keyra saat ini tidak menjawab Harris. Ia masih menelungkup di kamarnya dengan sarung yang tadi diberikan oleh salah satu santriwan yang ada di pesantren Abdul Jami' ini. Keyra pun juga masih dalam keadaan yang basah kuyup. Ia hanya diam saja meskipun ia mendengar suara dari Harris tersebut dari luar kamar. Ia tidak mau bertemu dengan siapa-siapa dulu pada saat ini karena ia sedang kesal sekali. Ia belum pernah di perlakuan dan di permalukan seperti tadi itu tuh. Harris masuh mencoba agar Keyra mau membuka pintu kamarnya, tapi tidak berhasil. Tak lama kemudian, Umi Harris pun datang bersama dengan Abi Harris. Mereka berdua tampak bertanya kepada Harris tentang apa yang saat ini terjadi itu. Namun Harris juga menjawab bahwa ia tidak mengetahui apa-apa tentang kejadian ini. Harris pun juga bingung sekali dengan keadaan dari Keyra yang seperti itu tuh. Tak lama kemudian Adam datang ke rumah Kyai dan bersamaan dengan itu Naila pun juga baru saja datang dari arah berbeda. Mereka saling melihat tapi setelah itu mereka pun langsung masuk ke dalam dengan mengucap salam dahulu. "Assalamu'alaikum" ujar Adam dan Naila bersamaan pada saat ini tersebut. "Waalaikumsalam" jawab Kyai Abdul yang memang ada di bawah. Ia pun meminta kepada Adam dan Naila untuk datang ke ruang tamu saat ini tersebut itu. "Punten Kyai, saya mau bertemu dengan Harris" ujar Adam kepada Kyai Abdul. "Ada keperluan apa Dam? Apa ada masalah?" tanya Kyai Abdul tersebut itu. "Maaf Kyai, mungkin saya yang bisa menjelaskan secara detilnya karena apa yang akan di bicarakan oleh Adam mungkin akan sama dengan saya. Jadi tadi di dapur Puteri ada masalah karena Keyra, saudaranya Umi datang ke dapur umum dan mau ikut makan disana, tapi mungkin dari pengurus dapur umum belum mengetahui tentang Keyra dan akhirnya menanggil pengurus kedisiplinan dan akhirnya tadi di dapur umum Keyra disiram dengan air oleh pengurus kedisiplinan Kyai" ujar Naila membuat Kyai Abdul menghela nafasnya saat ini. Ia tidak menyangka jika akan terjadi seperti ini. Padahal yang ia tahu, Keyra tidak pernah diperlakukan begitu. Mungkin juga tadi saat pulang dan membanting pintu, Keyra merasa sangat kesal. "Ya sudah kalo gitu, kalian boleh keluar sekarang. Terimakasih atas informasinya. Nanti biar Umi sama Harris yang mengurunya. Ah iya Naila, tolong kamu beritahu kepada pengurus kedisiplinan yang tadi menyiram Keyra untuk datang ke ndalem ya" ujar Kyai Abdul berpesan kepada Naila. Naila pun mengangguk dan akhirnya ia dan Adam pun permisi untuk keluar dari rumah Kyai Abdul tersebut itu. Kyai Abdul pun saat ini memanggil Umi Harris dan Abi Harris mengatakan tentang apa yang terjadi tadi dengan Keyra. Mereka berdua pun cukup terkejut dan saat ini mereka jadi khawatir dengan keadaan Keyra di dalam sana. Umi Harris pun naik lagi dan mengatakan tentang hal tadi kepada Harris. Harris pun juga kaget sekali. Ia tidak percaya bahwa Keyra mendapatkan perlakuan yang tidak menyenang kan seperti tadi itu. Harris pun merasa sangat menyesal meninggalkan Keyra tadi. "Terus sekarang gimana Umi?" tanya Harris kepada Umi nya tersebut karena jujur saja ia juga bingung sekali pada saat ini. Ia tidak tahu harus berbuat apa lagi. "Kamu tunggu aja sampai emosi Keyra reda dulu. Karena pasti dia kaget mendapat perlakuan seperti tadi itu. Atau kalo ga kamu naik lewat balkon aja Ris" ujar Umi memberi saran kepada Harris. Namun saat ini Harris pun masih bingung. "Baik Umi, makasih Umi" ujar Harris dan saat ini Umi nya pun turun karena tadi Kyai Abdul meminta kepada Umi nya Harris untuk segera turun karena mereka akan ada tamu nanti. Saat ini tinggal ada Harris di atas dan ia masih bingung sekali itu. "Key, buka pintunya Key. Memgunci diri itu ga ada manfaatnya Key. Aku tahu kamu pasti belum pernah diperlakukan seperti ini Key, tapi pengurus kedisiplinan tadi itu cuman ga tau kamu itu siapa Key. Kamu buka pintunya ya Key, kita ngobrol sama-sama. Biar kamu juga tenang nantinya Key" ujar Harris kepada Keyra tersebut itu. Keyra pun membuka pintu kamarnya dengan masih menggunakan sarung itu dan masih dalam keadaan yang basah sekali. Saat Keyra menbuka pintu itu, Harris langsung fokus kepada sarung yang ada di badan Keyra itu. Ia yakin bahasa sarung itu bukan lah sarung miliknya. Lalu milik siapa sarung tersebut? Namun saat ia sedang memikirkan tentang sarung itu, tiba-tiba Keyra berbicara kepada Harris itu. "Andai dia cuman ngomentarin tentang gua yang belum berhijab, gua ga masalah. Tapi kenapa dia harus bawa-bawa orang tua gua dan dia bilang kalo gua ga pernah diajarin sopan santun dan menghargai sama orang tua gua. Tau apa dia sama kehidupan gua sampe dia bisa ngomentarin hidup gua sesuka dia. Ya, gua tau kok kalo gua itu ga pernah diajarin kayak gitu sama orang tua gua karena emang gua ga tinggal sama orang tua gua. Bokap gua udah meninggal dan nyokap gua ga tau kemana. Hahaha dia bener kok ya, kenapa gua harus marah gini" ujar Keyra kepada Harris meluapkan semua kekesalannya itu dan setelah itu Harris pun mengajak Keyra itu untuk masuk ke dalam kamarnya. Harris masih mendengarkan Keyra itu. "Gua ga masalah dia mau ngomentarin tentang hidup gua atau tentang gaya gua. Gua ga masalah kalo dia gimana-gimana sama gua. Yang jadi masalah buat gua kalo dia udah bawa-bawa nama orangtua gua. Karena dari dulu gua ga punya orang tua. Jadi ga seharusnya dong dia bilang kayak gitu. Dia jahat banget kenapa sih atau gua yang belum sadar kalo ini pantes buat gua?" tanya Keyra masih bercucuran air mata dan saat ini Harris pun hanya diam saja karena ia tahu Keyra hanya butuh pendengar saja. Harris pun saat ini meminta kepada Keyra untuk berganti baju. "Kamu ganti baju dulu Key, nanti kedinginan, nanti kamu sakit" ujar Harris itu. Keyra pun mengikuti Harris dan saat ini, ia pun saat ini sudah masuk ke dalam toilet dengan baju gantinya. Sementara sarung yang tadi ia pakai itu ia tinggal di tempat tidur. Harris pun saat ini melihat siapa nama pemilik dari sarung ini karena memang di pesantren nya ini semua sarung dan juga baju harus diberi nama. Termasuk mukena juga karena rawan untuk tertukar dengan milik orang lain saat di laundry. "Rama.. " ujar Harris saat membaca nama pemilik dari sarung tersebut itu. Harris pun menaruhnya kembali ke tempat yang tadi, ia pun merasa tidak berguna karena seharusnya dirinya lah yang memberikan sarung atau apapun itu saat Keyra memang sedang kesusahan seperti tadi. Tapi ia malah tidak tahu dan ia juga baru mendengarkan alasan kenapa dirinya seperti ini tadi juga. Harris pun merasa sangat tidak berguna sekali pada saat ini. Ia pun malu dengan dirinya itu. Saat ini Keyra sudah selesai berganti baju, ia pun kembali ke tempat tidurnya dan saat ini ia mengambil sarung itu lagi dan ia gunakan lagi untuk menghangatkan tubuhnya ya meskipun dirinya tahu bahwa sarung itu saat ini sudah sedikit basah. Harris pun tekejut ketika melihat Keyra masih tetap menggunakan sarung tersebut pada saat ini. Ia pun mengambil selimut dari dalam lemari pada saat ini tersebut. "Key, pakek selimut aja ya. Sarungnya udah basah percuma nanti kamu kalo pakek itu tetep sakit" ujar Harris dengan sabar kepada Keyra tersebut saat ini itu tuh. "Ga usah, gua mau pakek sarung" ujar Keyra kepada Harris tersebut saat ini. "Ya udah aku ambilin sarung punyaku ya buat dipakek" ujar Harris tersebut. "Ga usah Ris, gua mau pakek ini aja. Gua nyaman pakek ini" ujar Keyra kepada Harris tersebut itu yang mana membiat Harris terdiam dan ia merasa sedikit cemburu dengan seseorang bernama Rama itu karena ia berhasil membuat Keyra nyaman hanya dengan sarungnya saja. Sedangkan Harris sampai saat ini ia pun masih berusaha agar Keyra mau untuk bertahan dengannya sampai akhir nanti. "Ris, pengurus kedisiplinan itu tugasnya emang kayak gitu?" tanya Keyra itu. "Iya Key, cuman seharusnya ga gitu kalo dia udah tahu gimana-gimananya karena dulu, cewek yang sama kamu tadi, Naila juga kayak kamu awalnya ga berhijab tapi karena sudah dikasih tahu sama pihak sini jadi ngga ada pengurus kedisiplinan yang menganggu dia. Tapi kalo kamu mungkin mereka belum tau aja Key. Aku minta maaf ya Key, harusnya tadi aku mantau kamu terus" ujar Harris itu. "No problem Harris, gua ga papa. Cuman gua tadi kaget aja disini ada ya pengurus yang perkataannys ga bisa di rem kayak dia itu. Gua ga nyangka aja sih. Tapi ya bener sih perkataan dia" ujar Keyra masih dengan berbaring saat ini tersebut. Sementara Harris saat ini duduk di sofa kamarnya. Ia melihat ke arah Keyra itu tuh. Harris pun saat ini sadar bahwa Keyra belum makan. Ia pun tadi juga belum sempat makan. Saat ini Harris mengajak Keyra itu untuk sarapan di rumahnya itu. "Key, ayo makan. Kamu belum makan dari tadi. Nanti sakit" ujar Harris itu tuh. "Ga ada yang bakalan nyiram gua lagi kan disini?" tanya Keyra dengan menatap ke arah mata Harris yang mana membuat Harris tekejut dan jantung nya berdebar. "Kamu tenang aja Key, kejadian kayak gitu ga akan terulang lagi. Aku janji sama kamu kalo kejadian itu ga akan pernah keulang lagi Key" ujar Harris pada Keyra. Dan saat ini mereka berdua itu pun turun dari kamar. Di rumah sepertinya tidak ada siapa-siapa. Harris pun cukup kaget karena Abi, Umi, dan Opa Oma nya tidak ada dirumah. Harris pun membawa Keyra untuk ke meja makan dan saat ini mereka berdua pun sudah makan bersama di meja makan itu. Keyra tampak menikmati makan disini. Meskipun tadi ia sangat kesal sekali kepada pengurus kedisiplinan itu. Ia pun sampai saat ini bahkan tidak bisa melupakan perkataan dari pengurus kedisiplinan itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD