DUA PULUH EMPAT

1169 Words

            Gemma tiba di rumah orangtuanya di jam makan siang. Keluarga itu selalu menyempatkan untuk makan bersama di setiap jam makan. Ini hari libur sehingga Gemma tidak heran saat melihat ada Gibran di meja makan.             “Gemma! Astaga, Gemma.” Rima yang terkejut mendapati putra bungsunya itu beranjak dari meja makan dan memeluk Gemma. “Kamu baik-baik saja, kan? Kamu tidak pernah angkat telepon Mami.”             Gemma mengecup pipi kanan dan kiri ibunya, “Aku baik-baik saja, Mi.”             “Ayo, langsung gabung makan di sini.” Haris menyambut Gemma dengan senyum. Hanya Gibran yang tidak peduli dan tetap melanjutkan makan seolah Gemma tidak ada di sana. Menikah tiba-tiba, dengan gadis yang tidak jelas asal-usulnya, tanpa mengundang keluarga besar pula. Dia pikir dia siap

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD