Episode 02 : Bertahanlah

2038 Words
Derai air mata tanpa sadar terus saja menuruni kedua pipi tirus Zaitunna yang terlihat pucat padahal biasanya ia baik-baik saja, tetapi kali ini seolah gadis remaja itu melalui hal berat yang menyakiti dirinya dengan teramat. "Memang kenapa kalau aku bisa meihat arwah? Apakah aku salah jika tidak tau siapa keluarga kandungku? Aku juga tidak ingin terlahir seperti ini, tapi semesta telah menuliskan jalannya jadi aku bisa apa lagi? Lalu mengapa membicarakan hidupku? Tidakkah mereka memikirkan sedikit saja bagaimana perasaanku? Padahal aku hanya melewati mereka saja," lirih Zaitunna sendu. Mungkin orang lain tidak melihat siapa yang sedang berusaha menenangkan gadis itu di saat rasa sedih dan segala perasaannya sedang berkecamuk, tetapi Zaitunna tau betul jika semenjak dirinya lahir kedunia ini dirinya memiliki "sosok" yang belum tentu semua orang memilikinya dan sering kali "sosok" itu menyemangati dirinya untuk bertahan. "Sudahlah, Zai ... jangan di pikirkan lagi ucapan tidak berguna begitu! Toh dalam hidup ini wajar saja jika ada yang membicarakanmu karena tanganmu hanya dua dan kamu tidak bisa menutup mulut semua orang yang tidak menyukaimu jadi teruslah bertahanlah dulu ya," tutur Fajn serius. Berkat dan kemampuan yang dimiliki Zaitunna malah semakin membuat dirinya di anggap gadis yang aneh dan mengerikan padahal dirinya juga tidak begitu paham mengapa dirinya berbeda dengan anak lainnya. Di saat anak lain menonton film hantu menjerit ketakutan karena melihat scene jumpscare adalah hal wajar yang sering kali dilihat orang saat ke bioskop, tetapi Zaitunna setiap hari harus melihat pertama kali dirinya membuka mata itu bukan senyuman mama ataupun sapaan papa melainkan sesosok roh yang sedang mengomeli arwah lainnya. Menjeritkah? Larikah? Atau ikut memarahi mereka berdua atas kegaduhan yang dibuat oleh dua makhluk mengesalkan itu? Tentu tidak, Zaitunna sudah terbiasa melihat seperti ini setiap hari dan gadis itu lelah jika di suruh membahasnya setiap waktu. Melihat hal menyebalkan ini di pagi hari membuat Zaitunna merasa sebal, tapi dengan langkah enggan gadis itu berlalu pergi dari hadapan dua makhluk itu sedangkan dua makhluk itu masih berdebat seakan tidak memperdulikan tatapan Zaitunna yang kini sedang menggosok giginya sambil menatap kesal ke arah mereka. "Siapa yang nyuruh anda duduk di lemari sambil mengganggu Zaitunna hah! Tempat kamu ya bukan di sini, tapi di atas pohon tuh sana! Pergi sana ke pohon biar kamu gak bisa gangguin Zaitunna! Lagian udah di suruh pergi kenapa masih aja betah di rumah ini sih!!" omel Fajn kesal. "Gadis itu tidak terganggu sama sekali kok, kamu saja yang berlebihan jadi arwah! Coba tanya dia apa yang saya lakukan padanya! Sudah pasti tidak ada karena saya hanya duduk di lemari aja toh kalo cuma duduk bukan berarti mengganggu loh! Suka-suka saya dong mau ada di mana kenapa anda yang repot sih?!" sahut kunti ikut kesal. "Kata siapa dia tidak terganggu? Pernahkah kamu bertanya padanya? Tidak pernah bukan? Jadi sebaiknya anda tidak perlu ada di sini karena tempat ini bukan rumah anda terlebih Zaitunna itu sering tidak nyaman dengan energi seperti anda! Suka-suka itu kalau anda di tempat anda, ini bukan pohon kalau anda lupa! Saya tidak repot, tapi ini tugas saya tau tidak!!" murka Fajn marah. "Tidak semua perasaan itu terucap tuan pelindung! Tanpa bertanya saya juga sudah mengerti perasaannya jadi anda tidak perlu mengatur-atur saya tau tidak! Saya mau ada di manapun itu hak saya kenapa malah repot begini sih! Saya tidak perduli dengan tugas anda toh tugas anda itu tidak ada hubungannya dengan apapun yang saya lakukan!!" omel kunti semakin kesal. "Konyol sekali anda! Perasaan itu harus terucap karena kalau tidak terucap lalu bagaimana anda mengetahui perasaannya! Kalau anda tidak di atur malah yang ada sikap anda semakin tak ada arahnya dan jadi sembarangan tau tidak! Itu memang hak anda, tapi tidak di tempat ini lagipula tugas saya adalah mengusir arwah tidak jelas seperti anda ini!!" sahut Fajn semakin marah. Menyambut hari dengan kehangatan keluarga hanya mimpi belaka saja, karena nyatanya gadis cantik yang kini sibuk membersihkan dirinya dan ia tidak pernah merasakan hal semacam itu selain kesendirian yang terasa meremukkan jiwanya. Dalam diam Zaitunna menangis saat dirinya merindukan kasih sayang yang tidak pernah dirinya rasakan, sementara Fajn yang mendengar suara tangisan Zaitunna membuatnya bertanya pada gadis cantik itu apakah sesuatu terjadi padanya. "Zai? Ada apa? Saya mendengar suara tangisan, apakah kamu yang menangis, Zai? Kenapa kamu menangis? Kamu baik-baik saja? Apakah sesuatu terjadi di sana? Tolong katakan sesuatu jangan buat saya khawatir seperti ini, Zai! Bicaralah perihal sesuatu, Zai?" tanya Fajn khawatir. Sementara Zaitunna yang mendengar suara yang sudah sangat akrab di telinganya membuat gadis cantik itu menyahutinya dengan santai seakan dirinya baik-baik saja, padahal dalam diam Fajn tau jika gadis cantik itu tidak dalam keadaan hati yang baik untuk itulah dirinya memastikan dengan cara bertanya seperti ini. "Iya? Bukan! Bukan Zai yang nangis kok, mungkin Fajn salah denger kali atau bisa aja yang tadi nangis itu tante kunti loh, Fajn! Maaf, tapi Zai tidak bermaksud membuat Fajn khawatir! Hanya saja Fajn keliru dengan apa yang terjadi mungkin! Udah tenang aja Fajn," sahut Zatuinna santai. Sayangnya gadis itu malah berusaha sok kuat dihadapan arwah pelindung yang sudah melihat Zaitunna semenjak ia terlahir ke dunia, tapi Fajn tak mungkin memarahi gadis malang itu karena pasti moodnya sedang berantakan hingga akhirnya Fajn memutuskan menghiburnya. "Begitu ya? Wah parah nih kuntilanak! Masa masih pagi udah nangis aja! Harusnya kalau pagi-pagi itu anda tertawa biar semangat menjalani hari, mba Kunti! Jangan malah sedih begini yang ada hari anda akan terlihat suram seharian loh! Sudah hidup itu suram dimata anda masa mau anda tambah suram lagi sih mba kunti, gak lelahkah seperti itu? Saya lelah loh," ucap Fajn santai. Bukannya tertawa gadis cantik itu malah memarahi Fajn yang menurutnya tidak lucu, sementara kuntilanak yang melihat perkelahian dua makhluk berbeda dimensi itu membuatnya tertawa terpingkal-pingkal hingga Fajn yang mendengar suara tawa dari makhluk sebangsanya malah membuat Fajn memarahi kuntilanak itu. "Dih apaan sih, Fajn! Fajn lagi ngeledek Zai ya, bagus banget ya kamu?! Bukannya berdamai malah mencari masalah dengan kunti! Kapan sih kalian berdua gak ribut terus! Lagipula Fajn bisa gak kalau kalian berdua itu masing-masing aja? Jangan bikin Zai kesal mulu tiap hari ya Allah, hari-hari Zai itu kesel mulu tau gak?!" omel Zaitunna kesal. "Hihihihihihihihihihihihihi," kekeh kuntilanak senang. "Gak usah ketawa-ketawa ya anda, Kunti! Gara-gara kamu malah jadi saya yang kena marah begini nih! Harusnya sesama makhluk itu kamu bantuin saya tau gak, Kunti! Ini mah enak di kamu saja, tapi saya yang kena getahnya padahal kamu itu bisa aja nolong saya loh eh malah enak sendiri aja ini makhluk! Dasar hantu yang gak berakhlak ya kamu itu!!" murka Fajn marah. Di saat dua makhluk itu masih saja berdebat hebat hingga dengan kesal Zaitunna melerai kedua mahkluk yang menyebalkan itu, tapi Fajn dan kuntilanak tersebut malah tetap berkelahi seakan-akan mereka berdua tidak memperdulikan ucapan Zaitunna. "Ya Allah, Fajn! Udahan berdebatnya bisakan ya! Buat apa sih kalian saling menyalahkan satu sama lain seperti ini hah! Masalah itu tidak akan selesai jika kalian tidak mencari jalan keluarnya Bukan malah berdebat terus seperti ini, Fajn! Kunti! Sudahlah berdamai!!" ucap Zaitunna serius. "Dih malah menyalahkan saya! Salah sendiri kenapa kamu melawak, tapi malah tidak lucu begitu heh! Harusnya kamu itu berpikir bukannya malah nyalahin saya yang gak tau apa-apa loh! Sepertinya otak kamu sedang tidak berfungsi dengan baik, dasar ruh!!" murka kuntilanak marah. "Terus saya harus menyalahkan siapa? Zai? Diri saya sendiri? Jangan konyol ya anda! Mana saya tau kalau akhirnya jadi tidak lucu begitu? Kamu gak tau apa-apa? Perdebatan ini berawal dari kamu loh, Kunti! Ya ampun malah ngatain saya? Kamu pikir otak kamu berfungsi heh! Ada aja belum tentu ... udah gak usah ngatain saya deh! Daripada kamu, Kuntilanak!" omel Fajn kesal. "Ya emang kenapa kalo nyalahin diri sendiri? Ya kalo kamu salah berarti salahlah! Gak ada salah itu dibilang benar itu namanya menyalahi aturan tau gak! Saya konyol? Bukannya anda yang konyol karena tidak ingin disalahkan! Enak aja kamu kalo ngomong gak bismillah dulu! Kamu duluan yang ngusir-ngusir saya loh! Wah anda bener-bener ngajak perang ya, sembarangan aja kamu ngomongnya! Sinilah kita berantem sekalian tau rasa anda!!" murka kuntilanak ikut kesal. "Ya hak saya mau nyalahin siapa! Lah, hantu gak jelas macam kamu itu tau apa soal aturan! Kamu aja masuk rumah orang asal masuk aja! Bukannya kamu juga sama saja, Kunti! Ya wajar kalo kamu itu di usir karena itu tugas saya dan tidak seharusnya kamu ada di tempat ini! Ngerti tidak sih kamu?! Buat apa perang dengan makhluk seperti kamu? Tidak ada gunanya tau tidak! Mana ada saya sembarangan, harusnya kamu itu berkaca heh!!" omel Fajn semakin marah. Zaitunna melihat kelakuan dua makhluk ini membuat gadis cantik itu memarahi mereka berdua dan tak lama Zaitunna berlalu dari hadapan kuntilanak dan arwah pelindungnya, sementara Fajn yang melihat gadis itu pergi dengan keadaan emosi membuatnya menenangkan dirinya. "Astagfirullah!! Fajn! Tante Kunti!! Udahlah gak usah berdebat terus dong! Pagi-pagi udah berisik aja nih! Gak bisa apa kalian berdua itu akur! Pusing tau Zai denger kalian begini terus! Lagipula yang kalian perdebatkan daritadi itu gak jelas tau, mending kalian pergi sekarang atau kalian diem jadi sekalian daripada bikin Zai lebih marah lagi dari ini?!" murka Zaitunna marah. "Maaf Zai, oke saya akan diam dan tolong anda tenang ya? Tidak baik ketika anda pergi dalam keadaan marah, Zai! Seingat Fajn ... Zai itu tau sendiri, ketika Zai marah maka energi yang ada di tubuh Zai akan diserap oleh makhluk-makhluk yang senang dengan energi negatif loh! Jadi sebaiknya Zai kendalikan amarah Zai daripada sesuatu yang buruk terjadi," tutur Fajn lembut. Mendengar nasihat arwah pelindungnya membuat Zaitunna berusaha mengendalikan amarah yang sedang dirasakannya, lalu tak butuh waktu lama gadis itu sudah siap untuk berangkat ke sekolah karena tanpa disadari dirinya dan Fajn ternyata hari sudah hampir siang dan Zaitunna tidak ingin datang terlambat jadi gadis itu segera mempercepat langkahnya. Sesampainya Zaitunna di sekolahnya tak lama ia bergegas masuk ke kelasnya, tapi tak lama dirinya tidak sengaja melihat arwah yang terlihat familiar sedang mengikuti kakak kelasnya yang bernama Aiko Anora Asahy. Melihat hal ini membuat Zaitunna memanggil arwah itu untuk berkomunikasi dengan dirinya, karena Zaitunna tidak ingin kakak kelasnya diganggu arwah penasaran yang bisa berbahaya sebab alasan kematian arwah tersebut belum Zaitunna ketahui. "Kenapa kamu mengikuti kakak kelas itu? Kamu itu bukan 'kiriman' dari orang lainkan ya? Atau jangan bilang kamu tertarik pada energi yang ada di kakak kelas itu? Coba katakan sesuatu pada saya! Katakan kenapa penampilan kamu berantakan seperti ini? Apakah kamu bunuh diri dengan cara melompat dari gedung? Atau tertabrak sebuah kendaraan?" ujar Zaitunna serius. Arwah itu menatap gadis dihadapannya dengan tajam seakan ia tidak menyukai keberadaan gadis di depannya hingga Fajn sengaja menampakkan diri agar arwah itu merasa terintimidasi dengan sikap waspada Fajn. Sementara Zaitunna yang mengerti dengan sikap waspada Fajn membuat gadis cantik itu tidak ingin terjadi salah paham di antara mereka saat ini karena Zaitunna memerlukan informasi agar dirinya bisa membantu arwah yang terikat di dunia ini bisa kembali ke dunia yang seharusnya. "Mungkin pertanyaan Zai keterlaluan hingga kamu terlihat tidak suka dan Fajn juga tak berniat buruk pada kamu, Fajn hanya melindungi Zai dan Zai bertanya seperti itu karena memerlukan informasi supaya Zai bisa membantu kamu agar bisa kembali ke dunia yang seharusnya! Karena dunia ini bukan lagi tempat kamu jadi kamu harus bercerita ya," tutur Zaitunna lembut. Untuk beberapa detik arwah tersebut terdiam karena dia sedang menimbang-nimbang hal apa yang harus dia lakukan saat mendapatkan kesempatan yang tidak biasa ini, tapi ketika arwah itu ingin menyahuti ucapan Zaitunna tak lama suara bel sekolah terdengar membuat gadis cantik itu berlari menuju kelasnya sementara arwah tersebut mau tidak mau mengikutinya. "Jadi begitu ya? Sejujurnya saya memang tidak menyukai keberadaan Zai yang memanggil saya secara tiba-tiba, tapi memang Zai benar kalau saya tidak seharusnya berada di dunia ini! Hanya saja saya itu tidak tau caranya kembali karena sebenarnya saya ...," ucap Rulhan terhenti. Dalam diam Fajn benar-benar tidak menyukai keberadaan arwah yang bernama Rulhan di dekat Zaitunna, tapi melihat gadis cantik itu biasa saja terhadapnya membuat Fajn hanya bisa terdiam sambil berkonsentrasi dengan tinggi demi melindungi Zaitunna. "Sebaiknya anda jangan merasa senang oleh kebaikan Zai, lebih baik anda tau diri dan jangan sampai membuat Zai kerepotan dengan adanya keberadaan kamu yang tidak jelas asal usulnya darimana dan untuk apa ada di sini jadi cobalah untuk bersikap tenang karena Zai itu juga perlu belajar dengan serius!" gumam Fajn serius. |Bersambung|
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD